Keseriusan industri nasional dalam memproduksi roda kereta api nasional tersebut ditandai dengan kunjungan dari Menristekdikti RI, Mohammad Nasir, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, Rektor ITS Joni Hermana, M.ScES., dan BPPT, ke bengkel kerja Barata.
Berdasarkan data yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, Menteri BUMN Rini Soemarno, memberikan arahan agar Barata Indonesia mulai memproduksi roda kereta api menggantikan barang impor saat ini.
Perkembangannya adalah, telah diinisiasi pembahasan peta jalan pengembangan teknologi roda kereta api yang akan diprakarsai oleh Menristekdikti, melibatkan kalangan ilmuwan di akademisi ITS dan lembaga lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama Barata Indonesia, Oksarlidady Arifin mengatakan, Barata Indonesia sebagai BUMN yang diminta Kementerian BUMN untuk mulai mengembangkan roda kereta api nasional, sangat bersyukur atas kepedulian dari Kementerian Ristekdikti.
"Rencananya tahun 2019 Barata Indonesia menargetkan untuk memulai proses produksi tahap pertama, dilanjutkan dengan tahap kedua pada tahun 2020 seraya menunggu kesiapan modal kerja," ujarnya.
Barata Indonesia optimistis dapat mengemban amanah tersebut dengan baik. Terlebih Barata Indonesia selama ini juga telah dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi komponen kereta api, yakni Bogie, yang tidak hanya dikonsumsi oleh pasar lokal namun juga telah diekspor ke berbagai macam negara.
Adanya "machining center" yang tengah dibangun juga merupakan salah satu upaya dari perusahaan untuk meningkatkan performa proses "machining" yang saat ini dituntut lebih cepat dan presisi. Termasuk salah satu fungsinya akan dimanfaatkan untuk proses "machining" roda kereta api.
Baca juga: Barata Indonesia ekspor komponen pembangkit listrik ke Brasil
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019