"Ketika pendanaan adalah barang langka, sementara usaha butuh terus berjalan dan menekan burn rate-ongkos operasional per bulan sementara perusahaan masih merugi. Di situlah pentingnya kreativitas dan inovasi," ujar Yudi Candra di Jakarta, Rabu.
Yudi yang juga CEO PT Duta Sukses Dunia itu mengungkapkan dari sekitar 1.500 hingga 1.700 usaha rintisan di Indonesia, yang sukses masih relatif kecil yaitu hanya sekitar 1 persennya saja.
Kegagalan itu, ujar dia, karena kebanyakan usaha rintisan di Indonesia tidak menghadirkan solusi yang benar-benar baru atau inovatif dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
"Sifatnya masih ikut-ikutan. Kalau dengar ada yang berhasil, baru buat. Padahal jika ingin berhasil harus bisa membuat sesuatu yang baru dan original," katanya.
Menyinggung soal investor, menurut Yudi, sebaiknya pelaku tidak lantas berpikir bahwa setelah buka usaha rintisan lalu kemudian mencari investor. Tapi seorang pengusaha rintisan harus mempunyai pola pikir pengembangan, karena bila sudah berhasil maka pasti investor akan datang dengan sendirinya.
"Yang harus jadi garis besar adalah seorang pengusaha bagaimana menjadikan produknya laku dan dikenal banyak publik. Bank maupun investor akan datang dengan sendirinya," katanya.
Namun, tambahnya, kenyataannya saat ini usaha rintisan berebut untuk mendapatkan investasi dan sumber dana publik, dan mereka membutuhkan metodologi untuk menghemat modal serta bertahan cukup lama untuk menghasilkan pendapatan dan laba .
"Yang penting bagi para investor saat ini adalah mengarahkan nilai valuasi start up ke level unicorn (senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp13 trilun) melalui pertumbuhan yang cepat, biasanya lewat pengguna, pendapatan, engagement, tapi hampir tidak pernah terkait laba. Muaranya biasanya ke IPO, karena nilai valuasi miliknya paling sedikit akan menjadi sepuluh kali lipat lebih tinggi dari sebelumnya," ujarnya.
Untuk mencapai hal tersebut, usaha rintisan harus yakin sedang membangun sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Hal penting lainnya, cepat beradaptasi jika produk tidak direspon positif oleh masyarakat.
"Start up yang berhasil mengumpulkan pendanaan berjumlah besar biasanya mempunyai leader yang lebih berfokus terhadap perkembangan tren dan teknologi, fleksibel dan beradaptasi serta mampu berkolaborasi lebih baik daripada perusahaan petahana yang mereka coba saingi," katanya.
Baca juga: Kemenperin cetak usaha ritisan digital
Baca juga: Perusahaan rintisan Indonesia dinilai berkembang pesat
Baca juga: Presiden Jokowi minta para "start up" tak hanya fokus sisi daring
Pewarta: Subagyo
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019