New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena kinerja kuat saham-saham teknologi mengimbangi sebagian dampak negatif penurunan terbesar tak terduga dalam sembilan tahun terakhir dalam penjualan ritel AS pada Desember 2018.Risiko-risiko penurunan telah meningkat secara relatif dibandingkan dengan prospek untuk pertumbuhan yang solid
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 103,88 poin atau 0,41 persen, menjadi berakhir di 25.439,39 poin. Indeks S&P 500 berkurang 7,30 poin atau 0,27 persen, menjadi ditutup di 2.745,73 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 6,58 poin atau 0,09 persen, menjadi 7.426,95 poin.
Saham Cisco naik hampir dua persen, setelah raksasa teknologi AS itu melaporkan laba dan pendapatan triwulanan yang melebihi perkiraan para analis.
Saham induk perusahaan Google, Alphabet, menguat 0,05 persen, setelah bank investasi AS Citigroup menilai perusahaan itu sebagai yang teratas dalam pemeringkatan terbaru perusahaan-perusahaan internet AS.
Saham perusahaan layanan internet AS, Netflix, juga naik lebih dari dua persen.
Namun, saham Amazon turun lebih dari satu persen, setelah raksasa e-commerce AS itu mengumumkan bahwa pihaknya memutuskan untuk tidak bergerak maju dengan rencana membangun kantor pusat di New York City, karena penentangan lokal yang sengit.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 memperpanjang kerugian mereka, dengan sektor konsumen kebutuhan pokok turun lebih dari 1,2 persen, memimpin kerugian.
Lael Brainard, anggota Dewan Gubernur The Fed, mengatakan pada Kamis (14/2) dalam sebuah wawancara dengan CNBC bahwa ia khawatir tentang ekonomi AS karena meningkatnya "risiko-risiko penurunan".
"Risiko-risiko penurunan telah meningkat secara relatif dibandingkan dengan prospek untuk pertumbuhan yang solid," kata pembuat kebijakan bank sentral itu.
Di sisi ekonomi, penjualan ritel AS jatuh 1,2 persen pada Desember tahun lalu, menandai penurunan terbesar sejak September 2009, Biro Sensus AS mengatakan pada Kamis (14/2).
Data tersebut telah secara luas dianggap sebagai indikasi perlambatan dalam pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi pada akhir 2018.
Statistik dirilis dalam laporan yang tertunda oleh penutupan sebagian pemerintah AS yang berlangsung 35 hari, terpanjang dalam sejarah AS.
Klaim pengangguran AS, atau jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran, naik 4.000 menjadi 239.000 minggu lalu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (14/2).
Rata-rata klaim empat minggu juga meningkat menjadi 231.750, angka tertinggi sejak Januari 2018. Namun pertumbuhan masih mengindikasikan level rendah untuk pasar kerja AS, karena klaim pengangguran biasanya digunakan untuk mengukur tingkat pengangguran. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Harga minyak terus menguat dipicu harapan perdagangan dan pengurangan pasokan
Baca juga: Bursa Jerman ditutup jatuh 77,43 poin, saham Bayer anjlok
Baca juga: Bursa Spanyol melemah, Indeks IBEX 35 berakhir turun 29,90 poin
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019