Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai bahwa infrastruktur merupakan "tulang punggung" pembangunan nasional sehingga harus dimaksimalkan dalam upaya mempermudah serta memperlancar konektivitas.Berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan kabinet kerja, kami sudah maksimalkan kemampuan kita dalam satu konsep infrastruktur sebagai 'tulang punggung' pembangunan nasional
"Berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan kabinet kerja, kami sudah maksimalkan kemampuan kita dalam satu konsep infrastruktur sebagai 'tulang punggung' pembangunan nasional," kata Menhub Budi saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, dengan adanya infrastuktur yang memadai, maka memicu tumbuhnya sektor-sektor industri dan memperlebar ruang investasi.
"Kalau ke depan mau lebih maju, maka infrastruktur harus lebih andal dan lebih siap," katanya.
Budi menilai bisa saja tidak usah membangun infrastruktur apabila acuannya ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi, namunakan ketinggalan dengan negara-negara lain yang sudah mulai dan sudah maju.
"Kalau mau jadi 'safety player', enggak usah bangun infrastruktur, pakai saja itu duit untuk macam-macam, tapi kapan mulainya, sementara negara lain sudah mulai," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, capaian pembangunan infrastuktur transportasi di sektor perhubungan darat mulai 2015-2018, di antaranya rehabilitasi Terminal Tipe A sebanyak 65 lokasi dan pembangunan pelabuhan penyeberangan 21 lokasi.
Di sektor perkeretaapian, yaitu jalur ganda dan reaktivasi sepanjang 735,19 kilometer, peningkatan dan rehabilitasi jalur KA sepanjang 394,6 kilometer dan pembangunan stasiun atau bangunan oeprasional KA di 45 lokasi.
Di sektor perhubungan laut, yaitu pembangunan pelabuhan laut nonkomersial di 104 lokasi dan di sektor perhubungan udara, yakni pembangunan bandara baru di 10 bandara dan revitalisasi bandara 408 kegiatan.
Berdasarkan data Kementerian Peekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ruas jalan tol yang beroperasi mulai 2015, yakni 355,93 kilometer, di antaranya ruas Gempol-Pandaan, Cikampek-Palimanan, Pejagan-Pemalang Seksi I dan II, Gempol Pasuruan, Akses Tanjung Priok, Palembang-Simpang Indralaya Seksi I, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi I, II, III, IV, V dan VI.
Kemudian, Medan-Binjau Seksi II dan III, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Seksi IB dan IC, Soreang-Pasir Koja, Bakauheni-Terbanggi Besar, Ngawi-Kertosono Seksi I II dan II dan Seolo-Ngawi Segmen Kertasura dan Sragen.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 tercatat 5,17 persen atau masih belum mencapai target, yakni tujuh persen.
Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investor Service merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan turun di bawah lima persen pada 2019-2020.
Baca juga: Bappenas: Indonesia sulit capai pertumbuhan tinggi tanpa industrialisasi dan teknologi tinggi
Baca juga: Capres penantang kemungkinan lontarkan tiga pertanyaan ini
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019