• Beranda
  • Berita
  • Dinkes Tebing Tinggi ungkap 74 anak alami "stunting"

Dinkes Tebing Tinggi ungkap 74 anak alami "stunting"

16 Februari 2019 04:29 WIB
Dinkes Tebing Tinggi ungkap 74 anak alami "stunting"
Foto arsip. Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) memberikan penjelasan gizi bayi untuk mencegah kegagalan tumbuh kembang anak (stunting) saat kegiatan Posyandu balita di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (18/4/2018). Sebagai upaya peningkatan investasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan jumlah penduduk stunting atau gagal tumbuh akan menjadi salah satu fokus pemerintah seusai menggeber proyek infrastruktur. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Tebing Tinggi, Sumut (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, mengungkap ada 74 anak di daerah itu mengalami stunting atau kerdil sehingga diupayakan untuk mendapat asupan gizi yang lebih baik.

Kepala Dinas Kesehatan Tebing Tinggi dr.H.Nanang Fitra Aulia di Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut), Jumat, mengatakan upaya menurunkan angka anak stunting terus dilakukan dengan berbagai usaha, utamanya dengan perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi lingkungan.

Ia menilai masih banyak masyarakat awam yang mentafsirkan stunting ini karena faktor keturunan (genetik) padahal stunting lebih disebabkan karena asupan gizi yang kurang.

"Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting dengan tujuan agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, mampu berinovasi dan berkomptesi ditingkat global," katanya.

Ia mengatakan dalam upaya pencegahan agar terhindar dari stunting yang paling utama diperhatikan adalah menyangkut pola makan dari hal-hal penting lainnya.

Konsumsi gizi seimbang perlu terus diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan memperbanyak protein sangat dianjurkan disamping mengkonsumsi buah dan sayur.

Selanjutnya pola asuh terutama terkait dalam praktik pemberian makan bagi bayi dan balita, inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat kolostrum air susu ibu (ASI).

"Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI dan datang ke Posyandu," katanya.

Ia juga menyamnpaikan Dinas Kesehatan Tebing Tinggi terus secara aktif memberikan penyuluhan kepada warga terutama ibu-ibu yang sedang hamil agar selama masa kehamilan juga memperhatikan asupan gizi bagi kehamilannya.

Baca juga: PDGMI: Perlu dukungan swasta tekan tingginya stunting

Baca juga: Pemkab Tangerang luncurkan gerai KIA di lima kecamatan

Baca juga: Yogyakarta tuntaskan PR setelah kasus "stunting" turun

Pewarta: Juraidi/Dhani
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019