Dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman tersebut maka Bahasa Indonesia resmi menjadi salah satu mata kuliah di USSH VNU Hanoi.
Dalam sambutannya, Dubes RI Hanoi Ibnu Hadi sampaikan apresiasinya kepada USSH VNU Hanoi dalam membantu mempromosikan Bahasa Indonesia di Vietnam dan berharap pengajaran Bahasa Indonesia dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Dubes RI Hanoi juga turut mengundang mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut untuk belajar Bahasa Indonesia di Indonesia melalui beasiswa Darmasiswa.
Menanggapi hal tersebut, Rektor USSH VNU Hanoi Prof. Pham Quang Minh menyampaikan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia di USSH VNU Hanoi merupakan bagian dari tugas dan misi USSH VNU Hanoi untuk berkontribusi dalam meningkatkan peran Vietnam di ASEAN melalui pengajaran bahasa dengan jumlah penutur terbanyak ke-4 di dunia dan pertama di ASEAN.
USSH VNU Hanoi merasa bangga menjadi universitas pertama di Hanoi yang memiliki mata kuliah Bahasa Indonesia.
Mata kuliah Bahasa Indonesia pertama kali akan mulai diajarkan pada 18 Februari 2019 dengan dukungan tenaga pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dari Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Bahasa Indonesia yang rencananya diajarkan sebanyak 4 (empat) kali dalam satu minggu tersebut akan menjadi bagian dari program studi Asia Tenggara di Fakultas Studi Ketimuran (Oriental Studies).
Pengajaran Bahasa Indonesia di USSH VNU Hanoi juga merupakan salah satu implementasi dari Memorandum of Understanding (MoU) on Education yang ditandatangani pada tahun 2017 lalu saat kunjungan Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong ke Jakarta.
Upaya ini diharapkan dapat semakin memperkuatkan kemitraan strategis Indonesia - Vietnam dengan mendorong kalangan generasi muda Vietnam untuk lebih mengenal Indonesia.
KBRI Hanoi pertama kali membuka pengajaran Bahasa Indonesia pada akhir Agustus 2018 di 2 (dua) tempat, yaitu Pusat Promosi Indonesia - Umah Indo yg terbuka untuk masyarakat umum dan Hanoi University sebagai program ekstrakurikuler.
Pengajaran di kedua tempat tersebut mendapatkan sambutan yang positif dengan jumlah pelajar mencapai 200 orang.*
Baca juga: Kelas Bahasa Indonesia dibuka di Palestina untuk pertama kalinya
Baca juga: Bahasa Indonesia diminati warga Arab Saudi
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019