• Beranda
  • Berita
  • Majelis agama di Bali minta penghentian internet saat Nyepi

Majelis agama di Bali minta penghentian internet saat Nyepi

20 Februari 2019 09:48 WIB
Majelis agama di Bali minta penghentian internet saat Nyepi
Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Wisnu Bawa Tenaya saat menyampaikan sambutan pada peringatan Dharma Santi Nasional Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 di GOR Ahmad Yani, Cilangkap, Jakarta Timur pada Sabtu (7/4/2018). (ANTARA/Bayu Prasetyo)
Denpasar  (ANTARA News) - Majelis-majelis agama di Bali kembali sepakat mengusulkan penghentian internet selama 24 jam saat Hari Suci Nyepi pada 7 Maret mendatang.

 "Tujuan penghentian internet itu sama dengan tahun lalu supaya umat Hindu dapat khusyuk melaksanakan hari Nyepi dan menjaga supaya tidak ada provokasi, tidak ada bahasa-bahasa (medsos) yang tidak baik ketika Nyepi," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Selasa malam.

 Menurut Sudiana, pada Nyepi tahun-tahun sebelumnya seringkali saat Nyepi itu muncul fitnah, ujaran kebencian, dan kata-kata penghinaan yang dikirim orang-orang tak bertanggung jawab di media sosial, bahkan sampai berujung terjadi perkelahian.

"Dengan tidak ada internet tahun lalu, hampir tidak ada `cacat` Nyepi. Mudah-mudahan dengan usulan internet mati, Nyepi menjadi lebih baik serta umat yang ada di Bali menjadi lebih tenang dan tentram apalagi berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2019," ucapnya yang juga Rektor IHDN Denpasar.

Sudiana menambahkan, dengan internet dimatikan juga mendukung umat Hindu dalam menjalankan Catur Brata Penyepian, terutama mengistirahatkan diri, pikiran dan perkataan demi meningkatkan spiritualitas umat.

 Meskipun internet akan dimatikan selama 24 jam saat Nyepi, Sudiana menegaskan ada pengecualian untuk kepentingan fasilitas pemerintah, rumah sakit, bandara, keamanan dan fasilitas publik lainnya yang vital, internetnya akan tetap hidup.

 Sudiana menambahkan, jajaran Kominfo juga sudah berkoordinasi lebih awal kepada provider yang di jalur timur (Lombok, NTB) dan jalur barat (Surabaya) untuk mengantisipasi masih beroperasinya jaringan internet hingga tengah hari seperti saat Nyepi tahun lalu.

 "Kami sangat berterima kasih kepada Presiden, Menteri Komunikasi dan Informasi juga provider-provider yang ikut `beryadnya` membuat situasi Nyepi menjadi jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu," ujarnya.

 Kesepakatan penghentian internet, lanjut Sudiana, selain disepakati majelis-majelis agama, juga disetujui oleh Pemprov Bali, Kementerian Agama, KPID Bali dan pihak-pihak terkait lainnya.

 Lewat penghentian internet saat Nyepi, lanjut Sudiana, Bali pun bisa menjadi contoh yang identitasnya tidak kalah dengan negara-negara lain di dunia.

Bahkan, tahun lalu, Bali mendapat penghargaan dari Amerika karena bisa menghentikan internet selama 24 jam dengan cara sengaja, yang di tempat lain belum bisa dilakukan hal seperti itu.

 Baca juga: Bali gelap gulita tanpa penerangan
Baca juga: Presiden hadiri peringatan nasional Nyepi

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019