Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan jumlah dana diserap memenuhi target indikatif sebesar Rp8 triliun.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS01082019 mencapai Rp1,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,48269 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 1 Agustus 2019 sebesar Rp7,4 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,4375 persen dan tertinggi 7,25 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS014 sebesar Rp2,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,68996 persen dan tingkat imbalan 6,5 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp6,54 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,5 persen dan tertinggi 7,90625 persen.
Untuk seri PBS019, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,62 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,89674 persen dan tingkat imbalan 8,25 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 September 2023 ini mencapai Rp1,9 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,78125 persen dan tertinggi 8,25 persen.
Untuk seri PBS021, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,10316 persen dan tingkat imbalan 8,5 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2026 ini mencapai Rp2,5 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 8,03125 persen dan tertinggi 8,40625 persen.
Pemerintah tidak memenangkan penawaran untuk seri PBS002, karena lelang sudah mencapai target indikatif, meski penawaran mencapai Rp2,81 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 8,53125 persen dan tertinggi 8,84375 persen.
Baca juga: Moody's katakan penerbitan sukuk negara global diperkirakan pulih pada tahun ini
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019