Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menegaskan bahwa Kuwait tetap menjadi mitra penting bagi Indonesia dan dibuktikan kedua kedua negara saling memberikan dukungan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.Selama lebih dari 50 tahun terakhir, Indonesia dan Kuwait telah menikmati hubungan yang sangat erat...
"Selama lebih dari 50 tahun terakhir, Indonesia dan Kuwait telah menikmati hubungan yang sangat erat, bahkan sebelum kemerdekaan kedua negara, " kata Arcandra dalam sambutan saat menghadiri peringatan 58 tahun Hari Nasional dan 28 Tahun Hari Kebebasan, di Jakarta, Kamis malam.
Menurut siaran pers dari Kedutaan Besar Kuwait di Indonesia, Jumat, baik Indonesia maupun Kuwait saling memberikan dukungan untuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Ketahanan PBB.
Kuwait adalah anggota DK PBB periode 2018-2019, sementara Indonesia juga terpilih untuk periode 2019-2020, salah satunya berkat dukungan Kuwait.
"Di bidang perdagangan, Kuwait adalah rekanan penting dan Indonesia adalah salah satu negara pengimpor minyak dari Kuwait. Masih banyak ruang untuk mengembangkan kerja sama perdagangan dan kami yakin bahwa kualitas barang ekspor Indonesia sudah memenuhi standar untuk pasar Kuwait seperti minyak goreng, furnitur, suku cabang, bahan bangunan dan sebagainya, " kata Arcandra.
Sementara itu Dubes Kuwait, Abdulwahab Abdullah Al-Sager mengatakan diplomasi kemanusiaan Kuwait di Indonesia saat ini menjadi garda terdepan dalam kerja sama bilateral.
"Nilai bantuan kemanusiaan mencapai 250 juta dolar AS, sementara volume investasi perminyakan lebih dari dua miliar dolar AS," kata Abdulwahab.
"Saat ini rombongan panti asuhan dari Garut sedang berkunjung ke Kuwait dan kemarin mendapat kehormatan bertemu ke salah satu emir yang memimpin bidang kerja sama kemanusiaan, " katanya menambahkan.
Baca juga: Indonesia tingkatkan jumlah pekerja migran profesional di Kuwait
Baca juga: Kuwait minta Indonesia buka dialog soal TKI
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019