Hipertensi jarang menunjukkan gejala khusus. Biasanya, penyakit baru dikenali setelah melakukan pemeriksaan medis untuk masalah kesehatan lain.
Meski demikian, beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan bahwa dia merasa pusing, vertigo, gangguan penglihatan, jantung berdebar, sulit bernapas, mudah lelah sampai hidung berdarah dan yang paling sering disebut adalah merasa sakit kepala terutama di bagian belakang. Meski demikian, sakit kepala bukanlah sebuah gejala khusus dari hipertensi.
"Perlu dibedakan sakit kepala karena hipertensi dan gejala lain. Kalau sering sekit kepala dan tensinya naik itu tidak ada hubungannya. Tapi kalau sebelumnya tidak sakit kepala, terus ditensi naik, ya kemungkinan itu karena hipertensi. Orang kurang makan juga bisa sakit kepala," ujar dr. Adre Mayza SpS(K) dalam seminar "Waspadai Hipertensi pada Generasi Milenial" di Jakarta, Jumat.
dr. Djoko Wibisono, Sp.PD-KGH juga mengatakan masyarakat sebaiknya memeriksakan kesehatan secara rutin dan bukan berasumsi terhadap penyakit tertentu.
"Sebenarnya sakit kepala itu tidak khas dan hanya 5 persen yang mengalami. Memang kebanyakan orang selalu mengaitkannya ke sana dan itu berbahaya ya karena berasumsi sendiri. Tidak berkaitan sama sekali hipertensi dengan sakit kepala. Jadi jangan cepat-cepat ambil hubungan itu," jelas Djoko.
Sementara itu, para penderita hipertensi biasanya merasa jika mereka sudah mengonsumsi obat dan tekanan darahnya turun, makanya penyakitnya sudah sembuh. Faktanya adalah hipertensi adalah penyakit seumur hidup namun dapat dikendalikan dengan pengobatan dan mengatur gaya hidup.
"Jadi jangan mentang-mentang udah minum obat setelah itu bebas makan apa saja," ujarnya.
Baca juga: Stres picu hipertensi pada kaum milenial
Baca juga: Urine sedikit pertanda hipertensi berat
Baca juga: Hipertensi bisa picu munculnya trigeminal neuralgia
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019