Ketika membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun 2018 Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT UGT Sidogiri - kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu, Menkop UKM mengatakan, untuk itu pihaknya mendorong koperasi syariah terus meningkatkan pertumbuhan PDB.
"Jadi pertumbuhan PDB koperasi hanya 1,7 persen kini menjadi 4,1 persen tidak lepas dari kontribusi kinerja usaha yang dijalankan oleh KSPPS BMT Sidogiri," ujar Puspayoga melalui keterangan resmi.
Selain meningkatkan pertumbuhan PDB, menteri juga meminta agar kualitas KSPPS terus diperhatikan, karena dengan koperasi yang berkualitas akan berdampak terhadap pemerataan dan kesejahteraan para anggota.
"Hal itu bisa dimulai dan diinisiasi oleh KSPPS BMT Sidogiri, Pasuruan," katanya.
Sementara itu Ketua Pengurus KSPPS BMT UGT Sidogiri KH. Mahmud Ali Zain mengatakan, pihaknya selama 2018 mampu membukukan Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah zakat dan beban akhir tahun sebesar Rp71,775 milyar.
"Pendapatan SHU ini tidak merosot, tahun kemarin 15,02 persen dan tahun sekarang 15,01. Dengan jumlah SHU ini membuktikan KSPPS BMT UGT Sidogiri tahan banting terhadap melambatnya ekonomi," katanya.
Selain pendapatan SHU yang signifikan, jumlah aset KSPPS BMT UGT Sidogriri juga mengalami kenaikan sebesar Rp2,254 triliun, sehingga merupakan koperasi syariah terbesar di Indonesia.
Saat ini koperasi tersebut memiliki jumlah anggota 18.060 orang serta kantor cabang dan cabang pembantu 288 kantor yang tersebar di Jawa dan luar Jawa tersebut.
Untuk mengembangkan pembiayaan kepada para anggota pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), KSPPS BTM UGT Sidogiri juga menjalankan kemitraan dengan bank syariah, seperti Bank Syariah Mandiri (BSM), BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, BPD Jatim Syariah danBank DKI Syariah.
Baca juga: "Koperasi Syariah lebih berkembang daripada Bank Syariah"
Baca juga: BMT alternatif pemberdayaan ekonomi kerakyatan
Baca juga: Koperasi syariah akan diberi kemudahan
Pewarta: Subagyo
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019