Purwokerto, Jateng (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terus mengembangkan alat deteksi dini gerakan tanah, Elwasi, untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana.Elwasi adalah alat deteksi dini gerakan tanah yang dibuat oleh seorang staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Sudarsono
"Elwasi adalah alat deteksi dini gerakan tanah yang dibuat oleh seorang staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Sudarsono," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Kamis.
Dia menjelaskan Elwasi singkatan dari "Eling Waspada lan Siaga" yang maknanya agar semua pihak mengingat bahwa mereka berada di daerah rawan bencana sehingga perlu kewaspadaan dan tetap harus siaga dalam mengurangi risiko bencana.
"Lahirnya alat tersebut berawal dari banyaknya kejadian bencana tanah ambles dan longsor di Kabupaten Banjarnegara," katanya.
Secara struktur kondisi morfologi, topografi dan geologi, kata dia, Banjarnegara daerah rawan tanah longsor sehingga diperlukan alat deteksi dini pergerakan tanah sebagai upaya pengurangan risiko bencana.
"Pemasangan pertama Elwasi sangat bermanfaat sebagai deteksi pengaman relawan yang saat itu sedang melakukan kerja bakti pembersihan rumah terdampak longsor," katanya.
Elwasi, kata dia, akhirnya terus dikembangkan dan diuji coba di beberapa wilayah, seperti di Desa Sirongge, Kecamatan Pandanarum Banjarnegara (2017), Cisolok, Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (2018), dan Desa Kebutuhjurang, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara (2019).
"Saat ini pengembangan Elwasi terus di tingkatkan dan disempurnakan oleh BPBD Banjarnegara sebagai salah satu alat deteksi longsor yang dibutuhkan masyarakat dalam mengurangi resiko bencana," katanya.
Elwasi, tambah dia, juga masih dalam proses hak cipta yang nantinya dapat diproduksi secara massal untuk mendukung upaya mitigasi bencana yang efektif.
"Sistem kerja Elawasi dirangkai dengan sederhana tidak menggunakan detektor kemiringan, curah hujan, dan kelembaban, hanya menggunakan basis detektor pergerakan tanah (extensometer) dengan ketelitian 5-10 centimeter sehingga tidak terlalu banyak peralatan yang dibutuhkan," katanya.
Baca juga: Detektor longsor Elwasi dapat dipasang pada tipe longsoran rayapan
Baca juga: Alat deteksi longsor buatan BPBD Banjarnegara dipasang di Desa Kebutuhjurang
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019