"Penghentian sementara operasional bandara dilakukan untuk menghormati umat Hindu di Bali agar dapat menjalankan ibadah Brata Penyepian dengan khusyuk," ujar Communication and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis.
Ia menjelaskan, penghentian operasional bandara akan dilaksanakan selama 24 jam, mulai hari Kamis (7/3) pukul 06.00 WITA hingga Jumat (8/3) pukul 06.00 WITA.
"Sebelumnya maskapai dengan penerbangan berjadwal juga telah melakukan penyesuaian dengan tidak melakukan penjualan tiket penerbangan rute dari dan menuju Bali pada saat Hari Raya Nyepi," katanya.
Terkait pengaturan jadwal penerbangan dari dan menuju Bali, pihak bandara telah bekerja sama dengan Airnav, dengan diterbitkannya Notice to Airmen (NOTAMN) Nomor A5144/18 NOTAMN yang berisi pemberitahuan kepada maskapai dan Bandar Udara di seluruh dunia bahwa Bandara Ngurah Rai akan melakukan penghentian operasional sementara selama Nyepi.
"Selain NOTAMN Nomor A5144/18 NOTAMN yang dikeluarkan pada tanggal 7 Desember 2018 tersebut, penghentian sementara operasional Bandar Udara juga didasarkan pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali pada Hari Raya Nyepi," kata Arie.
Selama 24 jam penghentian operasional bandara, tercatat sedikitnya 468 penerbangan yang tidak beroperasi. Penerbangan tersebut terdiri dari 261 penerbangan penerbangan rute domestik dan 207 penerbangan rute internasional.
Dari jumlah tersebut, Garuda Indonesia menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak, yaitu dengan total 94 penerbangan, disusul oleh Lion Air dengan 67 penerbangan dan Indonesia AirAsia dengan 52 penerbangan.
Di rute domestik, penerbangan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menjadi rute tujuan dengan jumlah penerbangan tidak beroperasi terbanyak, dengan jumlah 52 penerbangan, disusul dengan Surabaya 16 penerbangan dan Lombok 10 penerbangan.
"Sementara untuk rute internasional, rute tujuan yang paling banyak tidak beroperasi adalah Singapura dengan 18 penerbangan, Kuala Lumpur dengan 16 penerbangan, serta Perth dengan 9 penerbangan," ujar Arie.
Ia menambahkan, meskipun Bandara Ngurah Rai dinyatakan tidak melayani penerbangan berjadwal dan carter saat Nyepi, PT. Angkasa Pura (Persero) selaku pengelola Bandar Udara, bekerja sama dengan "stakeholder" terkait, tetap menyiagakan personel untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat seperti "emergency landing" atau evakuasi medis.
"Saat Nyepi nanti kami siapkan sebanyak 369 personel untuk siaga di bandara, yang keamanannya juga dibantu dari Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai sebanyak 30 personel dan prajurit TNI AU sebanyak 35 personel. Sejumlah institusi komunitas Bandar Udara lainnya juga akan tetap bersiaga di Bandar Udara," katanya.
Setelah 24 jam tutup, dijadwalkan, penerbangan Lion Air JT-929 tujuan Surabaya untuk rute domestik, dan Indonesia AirAsia QZ-550 tujuan Kuala Lumpur untuk rute internasional, menjadi penerbangan pertama yang akan berangkat dari Bali.
"Untuk penerbangan pertama yang mendarat di Bali setelah Nyepi nanti adalah penerbangan Garuda Indonesia GA-7049 dari Lombok untuk rute domestik, dan Garuda Indonesia GA-897 dari Guangzhou untuk rute internasional," ujar Arie.
Baca juga: Majelis agama di Bali minta penghentian internet saat Nyepi
Baca juga: Wisata Gunung Bromo ditutup total saat Nyepi
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019