Kolaborasi ini mencerminkan pentingnya menciptakan teknologi kendaraan otonom di masa depan. Namun mahalnya biaya pengembangan membuat dua pabrikan mobil mewah yang selalu bersaing satu sama lain itu akhirnya memutuskan untuk bekerja sama.
Dilansir USA Today, Jumat (1/3), perusahaan membentuk usaha patungan yang akan menaungi "layanan mobilitas," meliputi layanan berbagi tumpangan yang disebut car sharing dan ride-hailing.
Kerja sama antara dua perusahaan yang saling bersaing sudah pernah terjadi di Amerika Serikat saat Ford dan General Motors berbagi platform transmisi pada 2016.
Sedangkan kesepakatan antara BMW dan Mercedes awalnya akan berfokus pada sistem swakemudi di jalan raya dan fitur parkir otomatis. Kedua perusahaan itu akan mulai berbagi platform teknologi pada 2020.
"Menggabungkan keahlian utama dari dua perusahaan, kami akan meningkatkan kekuatan inovasi dan mempercepat penyebaran teknologi ini," kata Pimpinan eksekutif BMW Klaus Frohlich dilansir USA Today.
Selain bermitra dengan BMW, Daimler juga memiliki kerja sama dengan pemasok sukucadang Bosch untuk meluncurkan mobil swakemudi di Silicon Valley pada 2019.
Baca juga: BMW didenda 8,5 juta euro karena masalah emisi diesel
Baca juga: BMW Korea siap terapkan undang-undang "lemon", apa itu?
Baca juga: Mercedes khawatir terganggu Brexit, rival Ferrari lebih diuntungkan
Baca juga: Mercedes-Benz berencana bangun pabrik di Mesir
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019