"Tentunya, kami akan terus berusaha menambah jalur untuk pejalan kaki di kawasan lain, yaitu di Yogyakarta bagian selatan," kata Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Hari Setya Wacana di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, salah satu kawasan yang menjadi sasaran kajian pengembangan pedestrian adalah di kawasan Prawirotaman yang saat ini menjadi tujuan wisatawan khususnya dari mancanegara.
Di kawasan tersebut, lanjut Hari, banyak ditemui wisatawan mancanegara yang sedang berjalan kaki untuk menikmati suasana Kota Yogyakarta namun fasilitas trotoar masih minim sehingga dibutuhkan peningkatan kenyamanan berupa jalur pedestrian dengan fasilitas yang memadai.
"Dan yang tidak kalah penting adalah pembangunan jalur pedestrian harus ramah terhadap penyandang disabilitas sehingga semua warga bisa menikmati fasilitas yang sudah disiapkan," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kota Yogyakarta terus berbenah dan melakukan penataan pedestrian di kawasan utama wisata yaitu di Kawasan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta dan dilanjutkan pada tahun lalu dengan menata pedestrian di kawasan cagar budaya Kotabaru khususnya di ruas Jalan Suroto.
Kajian pengembangan pedestrian di Kota Yogyakarta tersebut sudah masuk dalam perencanaan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang menggunakan APBD 2019 dengan alokasi anggaran Rp50 juta dan diharapkan sudah dapat diselesaikan pada pertengahan tahun.
"Pada tahun ini pun, sudah ada rencana penataan pedestrian di ruas Jalan Sudirman. Pengembangan kawasan pedestrian juga tetap memperhatikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas," katanya.
Revitalisasi pedestrian di Jalan Sudirman direncanakan dikerjakan sekitar April, dimulai dari simpang empat Gramedia hingga simpang tiga Jembatan Gondolayu dengan total panjang 1,2 kilometer. Dana yang dialokasikan untuk penataan pedestrian mencapai sekitar Rp15 miliar dari dana keistimewaan.
Pedestrian akan ditata dengan mengacu pada konsep garden city sehingga pohon perindang yang sudah ada di lokasi tersebut tidak akan ditebang.
Trotoar akan dibangun lebih lebar yaitu dari 2,5 meter menjadi 4,8 meter dengan berbagai kelengkapan fasilitas seperti bangku taman, guiding block dan lantai trotoar dibuat dari bahan teraso dan disertai signage untuk nama jalan dan peta yang didesain modern namun elegan.
Selain penataan pedestrian, juga akan sekaligus dilakukan ducting untuk kabel fiber optik yang ada di sepanjang ruas jalan tersebut.
Baca juga: Pedestrian code gumreget di Yogyakarta akan diteruskan
Baca juga: Drainase kawasan cagar budaya Malioboro direvitalisasi tahun depan
Baca juga: Revitalisasi fasad Kawasan Cagar Budaya Kotagede dilanjutkan
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019