"Okuhara punya tipe permainan reli. Ketika saya berusaha mengejar perolehan angka, dia mengubah pola permainan dengan bertahan. Saya justru kurang sabar, padahal saya punya banyak kesempatan untuk olah bola. Penyelesaian permainan saya kurang," kata Gregoria dikutip dari situs resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.
Langkah Gregoria dalam turnamen tingkat Super 1000 itu harus berhenti pada laga pertama setelah kalah dari pemain Jepang Nozomi Okuhara 17-21, 16-21.
Gregoria sempat memberikan perlawanan dengan unggul 6-1 pada gim kedua, namun di akhir gim ia kembali kalah konsisten dari Okuhara.
"Saya sebetulnya tidak terlalu puas dengan permainan tadi karena dalam dua pertandingan sebelumnya saya bisa merebut satu gim. Saya ingin bermain lebih baik lagi melawan Okuhara karena sudah pernah ketemu," ujar pemain berusia 19 tahun itu.
Hasil pertandingan dalam All England 2019 menjadi kekalahan ketiga Gregoria dari Nozomi setelah kekalahan terakhirnya pada turnamen China Terbuka 2019 dengan skor 15-21, 21-19, 12-21.
"Saya tidak ada beban permainan karena ini adalah All England pertama bagi saya. Suasana pertandingannya sebenarnya sama saja. Soal cedera, saya juga sudah tidak terlalu merasakan.
Atlet asal klub Mutiara Cardinal Bandung itu mengakui telah melakukan evaluasi dari hasil pertandingan turnamen sebelumnya. "Saya maunya terus tampil stabil, satu demi satu pertandingan walaupun dari turnamen Super 300 lebih dulu," kata Gregoria.
Baca juga: Gregoria tersisih pada laga pertama All England
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019