"TNI tidak bisa sendiri mengatasi ancaman hoaks. Tapi, kita harus bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk mengatasi hoaks," kata Panglima TNI saat wawancara khusus dengan Antara TV di ruang kerja Panglima TNI, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.
TNI sendiri, kata Marsekal Hadi, sudah memiliki badan siber untuk menangkal serangan siber dan serangan hoaks.
"Apabila berita itu menyangkut kepentingan TNI, namun bukan dari pihak militer yang menyerang, maka kita akan laporkan ke kepolisian untuk segera menindaklanjuti dan menyampaikan bahwa hal itu tidak benar," katanya.
Ia menyebut serangan hoaks yang semakin gencar di tengah melaksanakan pesta demokrasi, Pemilu 2019 ini akan berpotensi besar terjadinya perpecahan di kalangan masyarakat.
"Hampir setiap menit terjadi serangan hoaks. Ini harus diatasi karena sangat berpotensi besar menimbulkan perpecahan," tegas Panglima TNI.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini menambahkan, ancaman terhadap berita-berita bohong atau hoaks merupakan salah satu ancaman yang sangat luar biasa bagi Indonesia.
Selain ancaman hoaks, ancaman yang menghantui Indonesia ,yakni ancaman konflik perbatasan, ancaman teroris dan ancaman bencana alam mengingat wilayah Indonesia merupakan "ring of fire".
Untuk mengatasi ancaman-ancaman itu, kata dia, perlu adanya kerja sama dengan aparat kepolisian dan kementerian/lembaga terkait.
Baca juga: Masyarakat diminta selektif memilah informasi di media sosial
Baca juga: Narasi Anti-Hoax - Tanggapan BNPB soal isu ancaman gempa 8,1 SR di Palu
Baca juga: Generasi muda diingatkan ancaman hukum bila sebarkan hoaks
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019