"Sejak hari Jum'at (8/3) lahan gambut terbakar mulanya seluas 5 hektare, namun hingga Sabtu (9/3) kebakaran tersebut semakin meluas bahkan telah mencapai 12 hektare lebih. Hari ini masih dipadamkan," katanya di Nagan Raya, Minggu.
Lokasi karhutla yang terparah melanda daerah setempat berada di wilayah administrasi Desa Cot Mue, Kecamatan Tadu Raya dengan total luas keseluruhan mencapai 12,02 hektare, api sulit dipadamkan karena tidak tersedia sumber air.
Kemudian cuaca panas dan terik membuat api semakin tidak bisa dikendalilan, ditambah lagi tiupan angin saat siang hari membuat rentetan api menyebar begitu cepat, petugas gabungan hanya bisa memadamkan api secara manual.
Kemudian, karena api semakin tidak terkendali, BPBD, TNI, Polri mengerahkan mesin pompa air ke lokasi, membuat kanal atau parit pemisah serta mengerahkan alat berat berupa ekskavator ke lokasi karhutla.
"Telah melokalisir kawasan lahan yang telah terbakar tersebut dan meminta bantuan masyarakat setempat untuk memantau agar perluasan kebakaran tidak melebar. Ada petugas gabungan yang juga stanby di lokasi," jelansya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) merilis data pusdalops terkait karhutla melanda Nagan Raya pada Sabtu 9 Maret 2019 pukul 22.50 WIB, bahwa karhutla semakin meluas dan menghanguskan 18,7 hektare.
Karhutla ditemukan di Kecamatan Darul Makmur, tepatnya dalam kawasan PT SPS dengan luas lahan yang terbakar kurang lebih 1,5 hektare, kemudian di Gampong/ Desa Lawa Batu, Kecamatan Kuala seluas 5 hektare dan Cot Mue, Tadu Raya 12,2 hektare.
Tim pemadam kebakaran di lahan gambut dan kebun tersebut dari unsur BPBD, Kodim 0116/ Nagan Raya, Polres Nagan Raya, TNI Kompi B Krueng Isep, Polri Kompi C Ujong Fatihah, Polsek Kuala, Koramil Kuala, karyawan perusahaan dan warga.
Baca juga: Tiga hektare lahan kering berhasil dipadamkan
Baca juga: Delapan daerah waspada karhutla
Pewarta: Anwar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019