"Kami sudah ada pembicaraan dengan pihak swasta, ada Perusahaan Petrokimia dari Jakarta yang sudah bersedia akan mengelola sampah-sampah di TPA sebagai sumber listrik energi baru terbarukan (EBT)," katanya di Kupang, Senin.
Ia menjelaskan, perusahaan tersebut menginginkan suplai sampah sebanyak 100 ton per hari untuk diolah sebagai sumber energi listrik.
Ia mengatakan, pihaknya menyanggupi jumlah sampah yang diminta karena produksi sampah di ibu kota NTT cukup banyak mencapai sekitar 250 ton per hari.
"Kami menyanggupi suplai sesuai permintaan, malah masih lebih 150 ton setiap hari, justru kami mengajak perusahaan tersebut agar jangan 100 ton tetapi ditambah sekitar 200 ton setiap hari," katanya.
Yeri mengatakan, energi listrik yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut akan disalurkan untuk mendukung kebutuhan listrik pada perusahaan semen di daerah setempat.
Menurutnya, rencana pengelolaan sampah ini sudah dibahas di tingkat dinas dengan pihak perusahaan yang dimaksud.
"Nanti setelah pembahasan matang baru kami laporkan ke Wali Kota. Pihak perusahaan akan mempresentasikan untuk selanjutnya dikerjasamakan," katanya.
Baca juga: Sampah kota besar mampu hasilkan listrik 2.000 MW
Baca juga: BPPT asistensi Jakpro pilih teknologi tempat pengolahan sampah penghasil listrik
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019