Dirjen Migas optimalkan LNG kapasitas kecil

11 Maret 2019 18:23 WIB
Dirjen Migas optimalkan LNG kapasitas kecil
Dirjen Migas Djoko Siswanto menyampaikan perkembangan pembangunan jargas. (Afut Nusyirwan)
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) mengoptimalkan konektivitas gas melalui program utilisasi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) berkapasitas kecil untuk melengkapi penyaluran jaringan gas (jargas) sebanyak 78.216 Sambungan Rumah (SR) yang ditargetkan dibangun pada tahun 2019.

"Ke depan, kalaupun tidak ada sumber gas dan pipa yang mengalir, kita akan gunakan LNG," ungkap Kepala Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto saat konferensi pers di Gedung Kementerian ESDM Jakarta, Senin.

Djoko mengungkapkan sebanyak 40 kabupaten/kota di Indonesia tersambung jaringan gas (jargas) sepanjang 325.773 Sambungan Rumah (SR) hingga tahun 2018 dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Total, terdapat 486.229 SR hingga 2018 baik pembiayaan yang menggunakan APBN dan Non-APBN. Jumlah ini akan terus bertambah sesuai dengan rencana Pemerintah pada tahun 2019, dengan rencana pemasangan pada 78.216 SR.

"Rencana tahap awal ini dari hasil lelang tahun 2019 akan diputuskan besok dari dua BUMN yang memiliki skor tertinggi dan sukses stories saat membangun jargas," kata Djoko.

Djoko merinci tahap pembangunan jargas sejak tahun 2016 hingga 2018. Sebanyak 6 (enam) kabupaten/kota dibangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Pertamina dan PGN sepanjang 88.931 SR, 49.934 SR pada 8 (delapan) kab/kota di tahun 2017 serta sebanyak 89.727 SR di tahun 2018 menyasar ke 18 kab/kota.

Selain difokuskan untuk daerah-daerah penghasil dan berdekatan dengan sumber migas, pembangunan jargas dikembangkan untuk wilayah-wilayah yang sudah memiliki infrastruktur pipa gas.

"Jargas ini sebenarnya dibangun PGN tahun 1974 di Cirebon. Untuk (penggunaan) APBN sendiri dimulai tahun 2009 di Palembang dan Surabaya karena di situ merupakan sumber gas. Kemudian berkembang wilayah yang dialiri oleh pipa," imbuh Djoko.

Sementara itu, sebaran pembagian konverter kit Bahan Bakar Minyak (BBM) ke LPG 3 Kg semakin luas dinikmati oleh para nelayan kecil di 74 kabupaten/kota di Indonesia. Rinciannya, 5.473 paket konkit diterima para nelayan kecil di tahun 2016, 17.081 paket di tahun 2017 serta 25.000 paket di tahun 2018.

"Kalau Peraturan Presidennya jadi selain untuk nelayan, juga untuk petani sebanyak 1.000 paket," ungkap Djoko. Untuk tahun 2019 dan 2020, 13.305 dan 25.000 paket konkit juga akan diperuntukkan kembali untuk para nelayan kecil.

Baca juga: Kementerian ESDM: Harga jual gas melalui jargas lebih murah dari LPG

Baca juga: Berdampak besar, Anggota DPR ini dorong pemerintah bangun pipa gas Natuna-Kalbar

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019