"155 unit tersebut akan dibeli oleh empat maskapai penerbangan dalam negeri," kata Komisaris PT RAI yang juga putra BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie di Solo, Senin.
Menurut dia, pemesanan lebih banyak dilakukan oleh maskapai dalam negeri karena pesawat tersebut cocok untuk lintasan di Indonesia yang lebih banyak jarak pendek.
"Pesawat tersebut juga bisa mendarat dengan lintasan yang tidak terlalu panjang," katanya.
Meski potensi pasar di Indonesia cukup tinggi, dikatakannya, tidak menutup kemungkinan pesawat R80 akan dijual ke luar negeri, terutama di negara-negara kepulauan seperti Indonesia.
"Di antaranya ke Filipina, Vietnam, dan Thailand. Selain Asia juga di Afrika, Amerika Latin, dan Australia. Mereka butuh pesawat seperti itu, yang pakai baling-baling," katanya.
Ia mengatakan tidak banyak negara yang bisa membuat pesawat sejenis R80. Menurut dia, hanya ada 20 dari 200 negara yang bisa membuat pesawat tersebut secara utuh, salah satunya Indonesia.
Sementara itu, dikatakannya, saat ini PT RAI masih dalam proses membuat purwarupa pesawat R80 dan diperkirakan proses pembuatan tersebut akan selesai dalam beberapa tahun ke depan.
"Insyaallah tahun 2024-2025 selesai. Memang lama," katanya.
Baca juga: Habibie: R-80 terbang tiga tahun lagi
Baca juga: Pesawat R-80 dapat dikembangkan untuk patroli maritim
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019