"Saya ingin sesuatu yang cepat dengan fungsi yang meningkat," kata CEO BlackBerry, John Chen, dikutip dari laman Barrons, Kamis (7/3).
Chen merasa belum ada gebrakan baru di industri ponsel dan mereka sudah membuat pemindai sidik jari, pengenal wajah dan pengenal iris mata.
"Semua orang ingin layar yang lebih besar, tapi, ponsel menjadi semakin tebal," kata dia.
BlackBerry juga menjelaskan mengapa mereka tidak lagi bermain di perangkat keras, mereka sudah tidak memproduksi ponsel sejak 2016 dan fokus pada bisnis perangkat lunak untuk keamanan dan komunikasi, untuk sektor privat maupun pemerintahan.
Ponsel BlackBerry masih beredar di pasar, namun, lisensi dipegang oleh perusahaan elektronik asal China, TCL.
Keputusan tidak berbisnis ponsel lagi didasari masalah margin dan mereka juga harus berkompetisi melawan vendor lain seperti Apple, Samsung dan Huawei.
Baca juga: Energizer buat ponsel lipat dan baterai 18.000mAh
Baca juga: Huawei pernah buat desain mirip Galaxy Fold, tapi jelek
Baca juga: Apple kembangkan teknologi cegah layar ponsel lipat rusak
Baca juga: Huawei Mate X, ponsel lipat 5G seharga Rp36 jutaan
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019