Kantor Staf Kepresidenan menyebutkan Indonesia akan memiliki empat jenis dana abadi untuk berbagai kebutuhan mulai dari pendidikan hingga pengembangan kebudayaan pada 2020.Yang ada saat ini, baru dana abadi pendidikan, nanti tahun depan kita akan punya empat dana abadi
"Yang ada saat ini, baru dana abadi pendidikan, nanti tahun depan kita akan punya empat dana abadi," kata Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho dalam diskusi Membangun Karakter dan Mental SDM Indonesia di Kantor Staf Kepresidenan, Gedung Eks Bina Graha Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan dana abadi lainnya adalah dana abadi kebudayaan. Dana abadi itu ditujukan untuk pengembangan kebudayaan yang akan dimulai dengan jumlah Rp5 triliun.
Tiga dana abadi lainnya yaitu dana abadi pendidikan, dana abadi riset, dan dana abadi perguruan tinggi. Dana abadi riset akan dimulai dengan jumlah Rp1 triliun dan akan naik hingga Rp50 triliun.
Sementara dana abadi pergururuan tinggi ditujukan untuk mendorong perguruan tinggi di Indonesia naik peringkat di kancah internasional.
Diskusi media itu juga menghadirkan narasumber Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Rosarita Niken Widyastuti yang juga merupakan Sekjen Kemkominfo.
Narasumber lain yaitu Deputi V Kemenko PMK I Nyoman Shuida, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Staf Ahli Menteri Sosial Bidang Aksesibilitas Marjuki, dan Deputi IV Kemenpora Chandra Bekti.
Sementara itu mengenai pengangguran, Yanuar mengatakan orang menganggur bukan saja karena tidak tersedia lapangan kerja, tetapi juga kemampuan (skill) yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
"Apa yang dibutuhkan industri tidak ada pada tenaga kerja yang dihasilkan," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintahan Jokowi-JK fokus pada pendidikan vokasi untuk menyiapkan angkatan kerja ke era baru.
"Beliau mendorong perguruan tinggi dan kampus beradaptasi dan menghasilkan lulusan yang siap bekerja," kata Yanuar.
Baca juga: Kemristekdikti usul adanya dana abadi penelitian
Baca juga: Pemerintah siapkan Perpres dana abadi pendidikan
Pewarta: Agus Salim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019