Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat ini diprediksi akan bergerak menguat didorong surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019.Rupiah juga mendapatkan sentiment positif setelah lembaga peringkat dunia Fitch Rating...
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat, mengatakan sebelumnya memperkirakan rupiah menguat dengan surplus data neraca perdagangan Februari 2019 sekitar 200 juta dolar AS, namun ternyata pengumuman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini surplus lebih tinggi mencapai 330 juta dolar AS.
"Rupiah juga mendapatkan sentiment positif setelah lembaga peringkat dunia Fitch Rating mempertahankan peringkat surat utang Indonesia BBB dengan outlook stabil," ujarnya.
Untuk dolar AS sendiri, lanjut Ahmad, pada hari ini diperkirakan akan melemah terhadap hampir semua mata uang kuat dunia. Hal tersebut didorong oleh melemahnya data penjualan rumah baru AS di bulan Januari sebesar minus 6,9 persen jauh di bawah ekspektasi sebesar minus 0,9 persen.
Baca juga: Dolar AS menguat terdampak penundaan Brexit
"Rupiah hari ini kemungkinan menguat ke level Rp14.200 hingga Rp14.277 per dolar AS," katanya.
Pada pukul 10.17 WIB, nilai tukar rupiah masih melemah 19 poin menjadi Rp14.297 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.278 per dolar AS
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukan rupiah melemah menjadi Rp14.310 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.253 per dolar AS.
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan Februari 2019 surplus, meski ekspor turun
Baca juga: Bank Sentral Kanada sebut kenaikan utang global ancam pertumbuhan ekonomi dunia
Baca juga: Harga minyak di Asia terbebani ancaman perlambatan ekonomi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019