Yeti mati di Camp Elephant Response Unit (ERU) Margahayu, TNWK, di Kabupaten Lampung Timur, Kamis (14/3) kemarin.
"Iya, Yeti mati Kamis kemarin, penyebabnya mungkin karena sakit," kata Kepala Balai TNWK Subakir, saat dihubungi, Jumat.
Subakir menerangkan, gajah Yeti merupakan anak gajah hasil evakuasi pihaknya dari kanal gajah di Desa Braja Yekti pada 28 November 2013. Pada waktu dievakuasi, usianya masih sekitar tiga bulan. Gajah itu dievakuasi karena ditinggal oleh induk dan kawanannya.
Yeti lalu dibawa ke Rumah Sakit Gajah di Pusat Latihan Gajah (PLG) TNWK untuk mendapatkan perawatan oleh tim dokter hewan.
Menurut Subakir, Yeti tergolong anak gajah yang malang, mengingat semenjak dievakuasi sering sakit-sakitan. "Yeti memang sudah sakit-sakitan dari awal, semenjak pertama kali ditemukan," katanya pula.
Upaya mengobatinya telah dilakukan oleh tim dokter hewan, namun akhirnya tidak tertolong juga.
"Catatan terakhir Yeti mengalami sakit kejang-kejang dan gatal-gatal," ujarnya lagi.
Subakir menyatakan, Yeti telah dikuburkan, namun sebelum dikubur, oleh tim dokter bagian dalam tubuhnya diambil untuk diteliti agar mengetahui sakit yang dialami.
"Penyakitnya bisa diketahui setelah diuji di laboratorium, bagian dalam tubuhnya sudah diambil untuk dibawa ke lab," ujarnya pula.
Baca juga: Yeti, gajah Way Kambas Lampung sakit
Baca juga: Seekor gajah jinak ditemukan mati di Pidie
Baca juga: 11 ekor gajah mati di Aceh selama 2018
Pewarta: Budisantoso B & Muklasin
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019