Pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan bahwa Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) harus direvisi terlebih dulu sebelum Ujian Nasional dapat dihapuskan.Untuk menghapus itu (Ujian Nasional), UU Sisdiknas harus direvisi dulu,
"Untuk menghapus itu (Ujian Nasional), UU Sisdiknas harus direvisi dulu," kata Doni dalam diskusi bertajuk Menakar Komitmen Capres/Cawapres Dalam Pengembangan Sektor Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Sosial Budaya, di Jakarta, Senin.
Pihaknya pun mendukung bila Ujian Nasional dihapuskan.
Menurutnya, ada banyak manfaat bila Ujian Nasional dihapuskan diantaranya siswa dan sekolah lebih fokus menyiapkan diri menghadapi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Kalau SMA-nya tidak mempersiapkan siswa-siswinya dengan baik, sehingga banyak siswanya tidak masuk PTN, sekolah akan dianggap tidak kredibel sehingga akan ditinggalkan," katanya.
Sebelumnya, dalam Debat Cawapres Pilpres 2019 yang berlangsung Minggu (17/3) malam, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan pihaknya akan menghapuskan Ujian Nasional jika dirinya dan Capres Prabowo Subianto terpilih pada Pilpres 2019.
"Kami akan menghapus ujian nasional," kata Sandi.
Menurut Sandi, Ujian Nasional merupakan bentuk pemborosan anggaran dan berpotensi menimbulkan ketidakadilan bagi siswa karena kualitas pendidikan di daerah yang berbeda-beda.
Untuk melakukan evaluasi hasil belajar, Sandi lebih memilih menerapkan sistem penelusuran minat dan bakat terhadap siswa.
"Kami ganti dengan penelusuran minat dan bakat," katanya.
Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca juga: Seharusnya debat cawapres difokuskan pada peningkatan pendidikan angkatan kerja domestik
Baca juga: Sandi sebut akan hapus UN diganti penelusuran minat bakat
Baca juga: Jokowi-Ma'ruf janjikan dana abadi kebudayaan
Baca juga: Pengamat: wacana Sandiaga hapus UN, konsep kurang jelas
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019