"Kami akan memberikan pembelajaran buat nelayan, dasar-dasar bagaimana memprediksi cuaca supaya para nelayan ini tidak sembarang melaut, tidak salah waktunya, agar menjamin keselamatan mereka, juga lebih optimal dalam penghasilan," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Anton Daud di Cilacap, Jateng, Selasa.
Anton mengatakan hal itu kepada wartawan usai pembukaan SLN 2019 yang diselenggarakan oleh Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap di salah satu hotel kota Cilacap.
Menurut dia, kegiatan SLN 2019 ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan di Cilacap.
"Sebetulnya, kegiatan yang sama juga pernah dilakukan, kemarin di Yogyakarta, SLN juga. Pernah dilakukan di Semarang juga dengan tujuan yang sama," katanya.
Ia mengatakan selama 2019, kegiatan SLN rencananya akan digelar di 30 lokasi se-Indonesia, dua lokasi di antaranya berada di Jawa Tengah, yakni Cilacap dan Pekalongan.
Dia mengharapkan melalui kegiatan SLN, nelayan bisa memperoleh pemahamanan yang lebih baik tentang informasi cuaca dan iklim serta pemanfaatannya.
Dengan demikian, ketika hendak berangkat melaut, kata dia, nelayan bisa melihat tanda-tanda apakah ada gangguan tropis di laut ataukah tidak ada gangguan tersebut sehingga bisa memutuskan untuk berangkat menangkap ikan atau tidak jadi berangkat.
Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengatakan pihaknya sangat mendukung penyelenggaraan SLN 2019 di Cilacap supaya nelayan tidak salah dalam memprediksi cuaca.
Ia mengatakan ketika cuacanya sedang tidak bagus, nelayan bisa melakukan kegiatan ekonomi yang lain.
Dengan memerhatikan kondisi cuaca, kata dia, nelayan pun bisa memperhitungkan hasil tangkapan yang diperoleh dari melaut.
"Kalau mau melaut, juga harus melihat kondisi cuacanya, baik atau tidak, apakah bisa mendapatkan ikan yang banyak," kata anggota Fraksi Gerindra DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII Cilacap-Banyumas itu.
Terkait dengan hal itu, dia mendukung sepenuhnya anggaran yang diusulkan oleh BMKG secara nasional karena hampir semuanya digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak
Saat memberi sambutan dalam pembukaan SLN 2019, Novita mengatakan pelatihan tersebut sangat diperlukan oleh nelayan karena kondisi cuaca dan iklim saat sekarang bisa berubah-ubah secara drastis.
"Sekarang, kalau hanya melihat dari kalender itu kan tidak bisa dipegang, sehingga saya memang sangat meminta (kegiatan SLN 2019) bisa dilaksanakan di Cilacap," katanya.
Ia mengaku prihatin ketika ada nelayan yang hilang di laut karena saat melaut tidak memerhatikan kondisi cuaca.
Oleh karena itu, dia mengharapkan kegiatan SLN ditingkatkan dengan melibatkan lebih banyak nelayan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Cilacap Taruna Mona Rachman mengatakan kegiatan SLN 2019 diikuti 25 orang yang terdiri atas 22 orang perwakilan kelompok nelayan dan tiga orang penyuluh.
"Kegiatan ini diselenggarakan selama empat hari yang dimulai kemarin, tanggal 18 Maret sampai dengan 21 Maret 2019. Pelatihan ini dilaksanakan dengan cara pembelajaran klasikal, praktik, simulasi, serta kunjungan field trip ke Stasiun Meteorologi Cilacap," katanya.
Salah seorang nelayan, Teuku Iskandar Muda menyambut baik pelaksanaan kegiatan SLN 2019 yang diharapkan bisa dilaksanakan secara rutin.
"Kegiatan semacam ini jelas membantu nelayan terutama untuk bisa memberikan informasi terkait dengan cuaca dan iklim. Apalagi kondisi cuaca saat sekarang sulit diprediksi," katanya.
Kendati diundang secara pribadi untuk mengikuti kegiatan tersebut, dia yang juga Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap itu mengaku akan menularkan pengetahuan yang diperoleh dari SLN 2019 kepada nelayan lainnya.
Baca juga: BMKG: Nelayan Kotawaringin Timur diminta waspadai gelombang dua meter
Baca juga: Nelayan hilang di Sarmi-Papua ditemukan selamat tim SAR gabungan
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019