Peristiwa tersebut mengakibatkan seorang WNI yakni Lilik Abdul Hamid (58) meninggal dunia dan dua orang WNI terluka yang hingga kini masih dirawat di Cristchurch Public Hospital.
“Di Selandia Baru, kami menggunakan seluruh daya upaya untuk membantu keluarga-keluarga korban,” kata Peters usai bertemu Kalla di sela-sela Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik di Jakarta, Rabu.
Peters juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Indonesia kepada Selandia Baru, saat negara tersebut menghadapi krisis akibat aksi teror di dua masjid di Kota Christchurch, yang ironisnya justru dilakukan oleh warga non-Selandia Baru.
Pemerintah Selandia Baru, ia melanjutkan, akan menyelenggarakan sebuah peringatan nasional untuk menghormati seluruh korban yang jatuh akibat insiden berdarah ini.
“Acara tersebut akan dilaksanakan minggu depan, segera setelah kami memastikan bahwa seluruh jenazah telah dikembalikan kepada keluarga mereka dan dimakamkan,” tutur Peters.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Kalla menyampaikan apresiasi Indonesia atas kerja keras aparat keamanan Selandia Baru untuk menangkap pelaku penembakan, yang kemudian diketahui sebagai warga negara Australia bernama Brenton Tarrant (28).
“Saya mengucapkan terima kasih karena begitu cepatnya polisi di sana menyelesaikan (krisis), hanya beberapa menit setelah kejadian bisa ditangkap pelakunya,” ujar Kalla.
Tarrant telah didakwa melakukan pembunuhan dan segera menghadapi pengadilan pada 5 April mendatang. ***2***
Baca juga: Penyintas serangan Selandia Baru: saya dua kali luput dari peluru
Baca juga: Dubes Australia sambangi MUI bahas penembakan Selandia Baru
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019