• Beranda
  • Berita
  • Pelajar sesak nafas karena hirup gas air mata di Nablus

Pelajar sesak nafas karena hirup gas air mata di Nablus

21 Maret 2019 00:19 WIB
Pelajar sesak nafas karena hirup gas air mata di Nablus
Warga Palestina mengumpulkan harta benda mereka setelah pasukan Israel menghancurkan rumah mereka yang menurut para tentara tidak memiliki izin membangun, dekat Yatta, wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat, Rabu (20/3/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/djo
Sejumlah pelajar Palestina pada Rabu pagi menderita sesak nafas akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Yahudi di satu sekolah di Desa Urif, bagian selatan Kota Nablus di Tepi Barat Sungai Jordan --yang diduduki.

Kepala Sekolah Menengah Urif 'Ayed Al-Qitt mengatakan kepada Kantor Berita Palestina, WAFA, pasukan Yahudi menyerbu Urif dan menghujani kompleks sekolah tersebut dengan peluru gas air mata, sehingga membuat dia mengungsikan semua pelajar dari sekolah itu.

Penyerbuan oleh militer Yahudi itu menyulut bentrokan di luar kompleks sekolah. Selama bentrokan tersebut, sejumlah pelajar menderita sesak nafas.

Bentrokan terjadi saat sekelompok pemukim Yahudi dari Yitzhar, satu permukiman tidak sah yang dihuni oleh orang Yahudi fanatik ekstrem, berkumpul tidak jauh dari kompleks sekolah.

Sekolah itu telah menjadi sasaran serangan yang kembali dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim Yahudi, sehingga membuat kepala sekolah mengungsikan pelajar delapan kali selama semester pertama dan enam kali selama semester kedua tahun ajaran 2018/2019.

Serangan terhadap lembaga pendidikan oleh pasukan militer Israel dan pemukim Yahudi di Palestina merupakan pelanggaran besar terhadap hak anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan pembangunan. Serangan tersebut terutama dilancarkan di daerah yang paling rentan di Tepi Barat --Daerah C, H2 dan Al-Quds (Jerusalem).

Serangan semacam itu sering terjadi sehingga cukup untuk menciptakan iklim ketakutan yang terus berlangsung dan teror buat pelajar serta guru mereka, dan memicu kecemasan dan tekanan psikologis yang sangat besar serta secara drastis mengurangi tingkat kehadiran pelajar di ruang kelas.

Sumber: WAFA

Baca juga: Pasukan Israel tembak mati warga Palestina terduga penyerangan di Tepi Barat
Baca juga: Pemerintah Palestina kutuk serangan terhadap pejabat senior HAMAS

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019