Kepala Sekolah Menengah Urif 'Ayed Al-Qitt mengatakan kepada Kantor Berita Palestina, WAFA, pasukan Yahudi menyerbu Urif dan menghujani kompleks sekolah tersebut dengan peluru gas air mata, sehingga membuat dia mengungsikan semua pelajar dari sekolah itu.
Penyerbuan oleh militer Yahudi itu menyulut bentrokan di luar kompleks sekolah. Selama bentrokan tersebut, sejumlah pelajar menderita sesak nafas.
Bentrokan terjadi saat sekelompok pemukim Yahudi dari Yitzhar, satu permukiman tidak sah yang dihuni oleh orang Yahudi fanatik ekstrem, berkumpul tidak jauh dari kompleks sekolah.
Sekolah itu telah menjadi sasaran serangan yang kembali dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim Yahudi, sehingga membuat kepala sekolah mengungsikan pelajar delapan kali selama semester pertama dan enam kali selama semester kedua tahun ajaran 2018/2019.
Serangan terhadap lembaga pendidikan oleh pasukan militer Israel dan pemukim Yahudi di Palestina merupakan pelanggaran besar terhadap hak anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan pembangunan. Serangan tersebut terutama dilancarkan di daerah yang paling rentan di Tepi Barat --Daerah C, H2 dan Al-Quds (Jerusalem).
Serangan semacam itu sering terjadi sehingga cukup untuk menciptakan iklim ketakutan yang terus berlangsung dan teror buat pelajar serta guru mereka, dan memicu kecemasan dan tekanan psikologis yang sangat besar serta secara drastis mengurangi tingkat kehadiran pelajar di ruang kelas.
Sumber: WAFA
Baca juga: Pasukan Israel tembak mati warga Palestina terduga penyerangan di Tepi Barat
Baca juga: Pemerintah Palestina kutuk serangan terhadap pejabat senior HAMAS
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019