• Beranda
  • Berita
  • Mitra binaan BUMN tampilkan tenun dalam Pameran Adiwastra

Mitra binaan BUMN tampilkan tenun dalam Pameran Adiwastra

21 Maret 2019 17:45 WIB
Mitra binaan BUMN tampilkan tenun dalam Pameran Adiwastra
Suasana gerai UMKM mitra binaan BUMN di Pameran Adiwastra Nusantara 2019 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Kamis. (Mentari Dwi Gayati)
Sejumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)  mitra binaan BUMN menampilkan berbagai produk asal mereka mulai kain tenun, songket dan aksesoris dalam Pameran Adiwastra Nusantara 2019 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta.

Mitra Binaan PT Pupuk Sriwijaya Palembang, Aisyah Silver, telah menjadi mitra anak usaha Pupuk Indonesia tersebut sejak delapan tahun lalu. Mereka baru pertama kali diikutsertakan dalam pameran ini.

"Ini pertama kalinya di pameran ini. Sebelumnya kami ikut serta di Jakabaring, Palembang sewaktu Asian Games. Sepertinya peminat di Jakarta tidak banyak," kata Djuri, pemilik UMKM Aisyah Silver saat ditemui Antara di JCC Senayan, Jakarta, Kamis.

Djuri mengatakan produk yang ditampilkannya bermacam-macam, mulai dari kain songket Palembang, aksesoris berbahan perak hingga sepatu berbahan luar songket.

Menurut dia, konsumen di Jakarta pada umumnya lebih tertarik membeli kain daripada aksesoris perak yang justru diminati banyak pembeli di daerah Sumatra, khususnya Palembang dan sekitarnya. Ada pun harga aksesoris perak bervariasi tergantung bobotnya, yakni Rp25.000 per gram.

Di gerai yang lain, mitra binaan PT Taspen, Singgah Pay Ninda, memamerkan kain tapis dan aksesoris khas Lampung.

"Kain tapis tidak kalah cantiknya dari kain daerah lain. Harganya cukup terjangkau ada yang termurah Rp250.000 sampai termahal Rp5 juta," kata Jafar, pemilik Toko Singgah Pay Kerajinan Lampung.

Jafar menjelaskan bahwa pameran ini juga merupakan kali pertama diikutsertakan. Hal itu karena setiap pengrajin yang berpartisipasi pameran akan digilir agar mendapat kesempatan yang sama.

Ada pun Pameran Adiwastra merupakan pameran kain adat terbesar di Indonesia. Gelaran tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2008 hingga sekarang.

Ketua Panitia Pameran Adiwastra 2019, Yanti Airlangga menargetkan pameran ini dihadiri lebih dari 40.000 pengunjung dari seluruh Indonesia dengan nilai penjualan sebesar Rp45 miliar sampai Rp50 miliar.

Menurutnya, minat masyarakat terhadap kain adat terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk busana, interior maupun kebutuhan lainnya.

"Kecenderungan ini kian meningkat sejak Unesco menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda dari Indonesia tahun 2009 yang lalu," kata Yanti.

Untuk menyukseskan Pameran Adiwastra Nusantara 2019, pihak penyelenggara menggandeng berbagai pihak antara lain Kementerian Perindustrian, ESMOD, Perempuan Untuk Negeri (PUN), Dharma Pertiwi, serta beberapa desainer seperti Didit Maulana, Wignyo Rahadi, Pelangi Wastra Indonesia, dan Torang Sitorus.

Berbagai rangkaian acara juga digelar pada Pameran Adiwastra Nusantara 2019 di panggung harian seperti talkshow, peragaan busana, peluncuran buku "Batik Sudagaran" karya Hartono Sumarsono, serta demonstrasi dari berbagai pendukung acara.

Penyelenggaraan pameran Adiwastra Nusantara ke-12 ini mengusung tema "Wastra Adati Generasi Digital". Pameran akan diselenggarakan pada 20-24 Maret 2019 di Hall A dan B Jakarta Convention Center dengan diikuti 413 stand peserta dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Mendongkrak IKM tenun dan batik lewat Pameran Adiwastra
Baca juga: Kemenperin fasilitasi IKM batik-tenun di Pameran Adiwastra Nusantara

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019