"Awalnya saya tidak percaya mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus, mereka bisa melakukan apa yang dikerjakan anak normal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Barlius di Padang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal itu pada peringatan Hari Down Syndrome se-dunia dan sekaligus Hari Autis yang digelar di salah satu pusat perbelanjaan di Padang berkerja sama dengan Persatuan Orang Tua Down Syndrom, Forum Komunikasi Orang Tua Anak Spesial, dan Asosiasi Orang Tua Autis.
Menurut dia, Padang sudah dicanangkan sebagai kota inklusi dan peringatan ini menunjukkan penyandang down syndrom dan autisme juga memiliki bakat.
Padang juga sudah ramah terhadap warga berkebutuhan khusus dan sudah banyak sekolah yang inklusif yang siap menerima anak berkebutuhan khusus.
Ia menilai di balik kelemahan anak berkebutuhan khusus ada kelebihan yang dimiliki dan ini adalah karunia Allah sehingga orang tua tidak perlu bersedih.
Barlius menyebutkan saat ini Padang memiliki 45 TK, 104 SD dan 35 SMP inklusi yang menerima anak berkebutuhan khusus.
Kemudian dari sisi kurikulum tetap sama dengan sekolah biasa akan tetapi guru dilatih untuk mengajar anak berkebutuhan khusus.
Pada kesempatan itu sejumlah anak penyandang sindrom down dan autis unjuk kebolehan mulai dari bernyanyi, bermain perkusi, manabuh drum, menari, beraksi pantomim hingga membacakan puisi.
Acara juga dimeriahkan dengan talkshow dengan tema Yang muda Yang Peduli Inklusi dengan pembicara orang tua penyandang down syndrom dan autis, dokter spesialis anak hingga pekerja sosial dari Australia yang fokus pada pendampingan anak disabilitas.
Baca juga: Beri perhatian lebih anak down syndrom
Baca juga: Ratusan anak autis ikut ASEAN Autism Games
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019