"Kita dorong, kalau ada kurang lebih buatan dalam negeri ya tidak apa-apa, kita mulai, karena apa? Kalau tidak, kapan kita ini maju," kata Luhut dalam acara peresmian PLTSa Bantargebang di Bekasi Jawa Barat, Senin.
Dia mengapresiasi pembangunan PLTSa Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat yang telah diselesaikan selama satu tahun hingga dapat mulai beroperasi saat ini.
"Semua kita mau, kalau kita kerjakan dengan niat baik pasti bisa," ujar Luhut.
Dia mendorong putra-putri bangsa Indonesia untuk melahirkan beragam teknologi yang bisa menyelesaikan permasalahan bangsa termasuk masalah sampah.
"Masa iya otak bangsa kita yang hebat-hebat ini masa mengurusi sampah saja tidak bisa. Bisa tidak kita? Jangan belum mulai apa-apa sudah bilang kurang ini-ini," ujarnya.
Dalam menanggapi tantangan itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan pihaknya siap untuk mewujudkannya.
Hammam mengatakan PLTSa yang bisa mengolah 1.500 ton sampah setiap harinya itu bukan merupakan peningkatan kapasitas pada PLTSa Bantargebang, melainkan proyek baru yang nanti akan ditindaklanjuti.
"Ini yang baru yang mau kami desain dari awal, kemudian diimplementasikan diterapkan. Itu pak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman minta BPPT siap gak? Kami bilang siap, harus siap," tuturnya.
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT yang juga sebagai Pelaksana Harian Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Rudi Nugroho mengatakan untuk membangun PLTSa berkapasitas 1.500 ton sampah, maka yang perlu dipersiapkan antara lain desain.
"Pertama desainnya, sambil mendesain sambil menginventarisasi komponen-komponen mana yang tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri, nanti setelah itu kami akan siapkan spesifikasinya semua, dihitung digambar baru diimplementasikan, memang perjalanannya cukup panjang," ujarnya.
Baca juga: Pembangkit listrik tenaga sampah Bantargebang siap beroperasi
Baca juga: Indonesia perlu antisipasi kebanjiran impor sampah plastik
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019