"Kami melihat bahwa industri tekstil di kita ini perlu ada revitalisasi, " kata Regional CEO Bank Mandiri Jawa Barat, Harry Gale, pada acara Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi Industri Tekstil dan Pakaian di Provinsi Jawa Barat, di Kota Bandung, Selasa.
Dia mengatakan upaya revitalisasi ini terdiri dari dua faktor yang berpengaruh yakni dari sisi eksternal dan internal.
Adapun faktor internal ini meliputi ketersediaan teknologi atau mesin, pasalnya teknologi industri tekstil di Indonesia, masih tertinggal dari negara lain. Alhasil teknologi ini kata dia perlu peremajaan.
Kedua ialah industri mesin dalam negeri, lanjutnya, belum mendukung kebutuhan di internalnya sendiri. Apalagi kebutuhan kapas Indonesia yang masih 99,9 persen impor sehingga hal tersebut sangat berpengaruh.
Dari sisi eksternal, Harry menyebutkan energi yang dibutuhkan pula sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup industri tekstil sendiri, sebab mesin tekstil ini tidak pernah mati atau beroperasi selama 24 jam.
"Cost structure dari produk tekstil ini sangat banyak sekali, terkait hal-hal yang mendukung faktor internal maupun eksternal yang mendukung cost structure. Sehingga jadi kurang efisien," lanjutnya.
Industri tekstil memiliki andil dalam penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, menyumbang devisa, serta sebagai industri yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sandang nasional khususnya di Jawa Barat.
Terlebih kontribusi industri tekstil terhadap PDRB Jawa barat pada 2016-2017 secara berturut-turut adalah sebesar 6,36 persen dan 6,24 persen.
Dengan angka ini, secara industri tercatat tumbuh dengan laju pertumbuhan setiap tahunnya berada di angka 3,25 persen dan 3,58 persen.
Di sisi lain, kata Harry, berdasarkan data BPS Jawa Barat tahun 2018, pada tahun 2017 industri tekstil di Jawa Barat juga berhasil menarik investasi yang mencapai Rp 8,3 triliun.
"Capaian ini berasal dari 364 proyek dan berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 25.243 orang," kata dia.
Memandang hal tersebut, kata Harry, Bank Mandiri Jawa Barat menilai industri ini cukup strategis lantaran penjulannya di sepuluh tahun terakhir berhasil mencapai nilai plus dengan capaian di angka 5 miliar dolar Amerika.
"Kami melihat di portofolio kami untuk industri ini secara nasionalnya masih memiliki beragam tantangan," kata dia.
"Bukan sunset atau lainnya, tapi kita harus tetap optimis untuk industri ini agar bisa menjadi industri andalan kembali khususnya di Jawa Barat. Maka kami melihat industri ini perlu ada revitalisasi untuk memperbaiki kondisi saat ini," lanjut dia.
Oleh karena itu menurut Harry untuk merevitalisasi industri ini diperlukan investasi yang harus dialokasikan oleh pelaku industri tekstil.
Harry menyebutkan dari portofolio di 2018, Bank Mandiri Jawa Barat telah mengalokasikan dukungan finansial untuk industri tekstil sekitar Rp 2,54 triliun.
Angka ini kata Harry cukup memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung sektor industri.Dengan begitu, Harry menilai target industri di Jawa Barat ini harus tetap tumbuh.
Baca juga: Indonesia bertekad jadikan industri tekstil lima besar dunia
Baca juga: Bersiap beri kemudahan, pemerintah identifikasi industri tekstil
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019