Tujuan yang paling penting dari lomba ini adalah untuk mendorong kepala desa bersama masyarakat agar lebih bersemangat dalam memajukan desa
Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor mengatakan perlombaan cerdas cermat desa yang digelar Pemprov Kaltim bukan sekadar bertujuan mencari juara yang kemudian menjadi ukuran kemampuan aparatur desa, tetapi sebagai penyemangat dalam pembangunan desa.
“Pemenang dari lomba ini bukan lantas menjadi ukuran tentang kemampuan dalam membangun, tapi tujuan yang paling penting dari lomba ini adalah untuk mendorong kepala desa bersama masyarakat agar lebih bersemangat dalam memajukan desa,” katanya di Samarinda, Rabu, saat memberikan sambutan dalam perlombaan cerdas cermat desa yang diikuti oleh tujuh kelompok peserta dari tujuh kabupaten.
Dalam kesempatan itu ia memberikan semangat kepada peserta lomba, yang merupakan pelaku dalam pembangunan desa, yakni harus bekerja dengan ikhlas dengan niat tulus demi tercapainya pembangunan.
"Apalagi kepala desa bersama perangkatnya, hingga lembaga kemasyarakatan sekarang sudah menerima gaji maupun operasional," katanya.
Dulu, katanya, kepala desa tidak digaji, namun sekarang semuanya mendapat gaji, insentif, dan operasional, seperti Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Karang Taruna, PKK, Posyandu, bahkan hingga Ketua RT.
"Meski masih kecil, namun harus disyukuri karena sudah lebih baik ketimbang dulu," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa di Provinsi Kaltim terdapat 10 kabupaten/kota, 103 kecamatan, 197 kelurahan, dan 841 desa/kampung.
Dari jumlah 841 desa itu, katanya, terdapat 2 desa dengan status mandiri, 32 desa dengan status maju, 289 desa/kampung dengan status berkembang, sebanyak 381 desa masih berstatus tertinggal, dan terdapat 137 desa berstatus sangat tertinggal.
Kondisi ini, katanya, harus mejadi perhatian semua pihak, terutama pihak terkait hingga tingkat desa untuk dapat mengangkat derajat desa menjadi lebih baik, sehingga ke depan di Kaltim tidak ada lagi desa yang memiliki status tertinggal maupun sangat tertinggal.
“Memang untuk mencapai ini tidak gampang karena masih banyak desa yang sulit dijangkau, seperti di Kabupaten Mahakam Ulu yang merupakan kawasan perbatasan, kemudian di kabupaten lain juga ada desa terpencil, tapi kalau kita optimis, pasti bisa memajukan desa,” katanya.
Sementara dalam lomba tersebut desa yang menjadi juara pertama dari Kabupaten Penajam Paser Utara, juara kedua dari Paser, dan juara ketiga dari Kutai Timur.
Sedangkan Mahakam Ulu yang merupakan “anak bungsu” Provinsi Kaltim ada di peringkat empat.
Baca juga: Kaltim tawarkan solusi hindari mundurnya pendamping desa
Baca juga: Kaltim targetkan, tiada desa tertinggal pada 2023
Baca juga: Kades di Kaltim ciptakan aplikasi laporan dana desa
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019