• Beranda
  • Berita
  • MRT Jakarta bidik potensi wisata belanja di stasiun

MRT Jakarta bidik potensi wisata belanja di stasiun

28 Maret 2019 17:25 WIB
MRT Jakarta bidik potensi wisata belanja di stasiun
Pengguna jasa Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta antre membeli minuman di salah satu gerai waralaba di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Kamis (27/3/2019). Pengelola moda transportasi modern itu memberikan ruang kepada 16 pelaku UMKM untuk berdagang di lima stasiun yang diharapkan menjadi wisata belanja bagi masyarakat. (ANTARA News/Dewa Wiguna)

Kehadiran pelaku usaha mikro kecil menengah itu juga diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi khususnya industri kecil

Manajemen PT MRT Jakarta membidik potensi wisata belanja di dalam stasiun kereta dengan menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menyediakan beragam produk yang dibutuhkan pengguna moda transportasi massal tersebut.

"Orang bisa bertemu di sana (stasiun), kemudian bisa belanja (produk) UMKM di dalam stasiun. Terus naik kereta lagi, itu tidak bayar selama tidak keluar stasiun," kata Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis.

Dengan begitu, dia berharap stasiun MRT Jakarta tidak hanya menjadi tempat mobilitas masyarakat tetapi juga bisa dijadikan sebagai tempat bertemu dan bertransaksi dagang.

Menurut dia, kehadiran pelaku usaha mikro kecil menengah itu juga diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi khususnya industri kecil.

Kamaluddin menjelaskan total ada 16 gerai UMKM yang akan beroperasi di lima stasiun Fase I MRT Jakarta rute Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus.

Kelima stasiun tersebut, yakni Lebak Bulus dengan enam gerai UMKM, Fatmawati ada 6, Stasiun Dukuh Atas terdapat 2, dan masing-masing 1 gerai di Stasiun Haji Nawi dan Stasiun Blok A.

Lima stasiun itu merupakan lokasi yang paling sesuai berdasarkan pertimbangan yang dilakukan bersama dengan konsultan dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

UMKM itu,l bergerak di usaha makanan dan minuman, kerajinan, dan tekstil atau busana.

Rencananya, gerai UMKM itu akan buka satu hingga dua bulan mendatang setelah moda transportasi modern itu diresmikan.

Sedangkan, saat ini beberapa perusahaan ritel sudah membuka gerai salah satunya di Stasiun MRT Bundaran HI.

"Beberapa ritel profesional tentu mereka sudah ada modal. Melihat bentuknya sudah bisa pasok interior dan mesin kopi sampai barista. Kalau UMKM memang perlu waktu," katanya.

Kamaluddin mengungkapkan keberadaan UMKM tersebut bukan menjadi bagian utama pendapatan pengelola tetapi memfasilitasi pertumbuhan industri kecil dengan biaya sewa per bulan sebesar Rp1,3 juta.

Meski memiliki prospek yang strategis, namun pengelola belum berencana menambah gerai di lima stasiun tersebut atau menambah gerai di stasiun lainnya.

Pengelola masih mempertimbangkan ruang yang lebih luas bagi penumpang khususnya ketika jam padat.

Baca juga: YLKI: Operator telekomunikasi wajib sediakan jaringan di MRT

Pewarta: Sri Muryono dan Dewa Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019