Layanan pesan milik Facebook itu, seperti tercantum dalam situs The Next Web, Selasa, mempersilakan para penggunanya di Negara Hindustan itu untuk mengirimkan pesan yang diduga hoaks ke nomor +919643000888, kemudian membalas ulang pesan itu dengan mengetik karakter "1".
Langkah pengiriman itu diperlukan untuk mengonfirmasi apakah pesan itu benar atau hoaks. Layanan konfirmasi pesan itu merupakan kerjasama Whatsapp dengan sejumlah lembaga informasi di India.
Whatsapp menjelaskan informasi yang telah dikonfirmasi akan didapatkan para penggunanya setelah mengirimkan pesan ke layanan pencegahan hoaks. Hasilnya, apakah informasi itu benar, salah, menyesatkan, sengketa, atau masih tidak dipercaya akan dikirim ke nomor pengguna.
Selain pesan teks, layanan itu juga menerima konfirmasi berupa foto, video baik dalam bahasa Inggris, Hindi, Telugu, Bengali, ataupun Malayalam.
Baca juga: WhatsApp siapkan fitur kenali spam
Layanan Whatsapp cegah hoaks di India itu dijalankan oleh perusahaan rintisan (startup) bidang riset informasi Proto yang bekerjasama dengan lembaga di bidang yang sama yaitu Dig Deeper Media dan Meedan.
Pesan hoaks terkait pemilu di India yang tersebar pada layanan Whatsapp menjadi kajian bagi Proto, selain membagi hasil kajian itu kepada Pusat Kajian Jurnalistik Internasional. Kajian penyebaran hoaks melalui Whatsapp itu dapat membantu organisasi dan pemerintah untuk menghadapi pesan bohong.
India, jelang penyelenggaraan Pemilu 2019, dihadapkan pada informasi hoaks yang bertebaran di media sosial. Sejumlah partai politik di India sengaja menyebarkan informasi propaganda melalui berbagai saluran, termasuk layanan berbagi pesan Whatsapp.
Namun, para pengguna India terpaksa menunggu lama untuk menerima konfirmasi informasi yang mereka kirimkan ke layanan cegah hoaks itu.
Layanan itu juga masih "memaksa" para pengguna untuk mengetikkan karakter "1" untuk mengonfirmasi informasi. Whatsapp tidak memberikan fitur khusus seperti ketika pengguna ingin meneruskan atau membalas pesan.
Baca juga: Kementerian Kominfo : Isu hoaks semakin beragam
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019