"Cepat lelah. Enam bulan lalu bisa naik tangga lima lantai sekarang dua lantai saja sudah ngos-ngosan," ujar dia yang praktik di RS Columbia Asia Pulomas, Jakarta Timur itu, di Jakarta, Selasa.
Selain itu, penderita gagal jantung juga biasanya mengalami sesak nafas terutama saat beraktivitas. Sesak bahkan bisa membuat mereka terbangun dari tidur.
"Gejala lainnya bengkak pada kaki dan tungkai bawah, berkurangnya selera makan karena begah dan keluhan perut," kata Dicky.
Gagal jantung terjadi saat jantung gagal memompa darah dalam jumlah memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme.
Itu merupakan kondisi akhir dari setiap penyakit jantung, termasuk aterosklerosis pada arteri koroner, serangan jantung, kelainan katup jantung maupun kelainan bawaan.
Dicky mengatakan hipertensi menjadi salah satu faktor risiko kuat terjadinya gagal jantung. Oleh karena itu, sebaiknya jaga tekanan darah Anda dalam kisaran normal yakni di bawah 120/80 mmHg.
"Tekanan darah tinggi faktor risiko kuat gagal jantung. Tekanan dianjurkan kurang dari 120/80 mmHg. Walau enggak ada keluhan tapi yang sudah tekanannya 140/90 jangan beraggapan aman. Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah, ginjal dan menyebabkan gagal jantung," katanya.
"Tekanan darah tinggi sering tidak ada keluhan. Hanya sebagian kecil penderita yang diberi kelebihan kalau tensi darah naik ada keluhan. Yang lain tiba-tiba stroke, gagal jantung," papar Dicky.
Faktor risiko gagal jantung lainnya adalah penumpukan lemak di pembuluh darah jantung sehingga suplai oksigen dan darah terganggu, penyakit otot jantung karena hipertensi, faktor genetika, gangguan irama jantung dan kebiasaan mengonsumsi alkohol.
Baca juga: Diet pangan nabati bantu cegah gagal jantung
Baca juga: Pasien gagal jantung tidak boleh setop obat
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019