• Beranda
  • Berita
  • Penggunaan kompor listrik untuk keseharian mengapa tidak?

Penggunaan kompor listrik untuk keseharian mengapa tidak?

3 April 2019 17:08 WIB
Penggunaan kompor listrik untuk keseharian mengapa tidak?
Sejumlah peserta memasak menggunakan kompor induksi di halaman kantor PLN UP3 Kota Bogor, Jawa Barat, Jum'at (15/2/2019). Kompetisi memasak dengan menggunakan kompor induksi yang mengubah energi listrik menjadi energi panas tersebut sekaligus untuk mengedukasi dan sosialisasi bagi masyarakat luas penggunaan kompor induksi yang lebih aman, mudah, bersih dan ramah lingkungan. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.)
Siapa bakal menduga kalau kompor listrik ternyata justru lebih efisien dibandingkan menggunakan kompor berbahan bakar gas seperti yang digunakan selama ini, setidaknya hal ini disampaikan dari hasil penelitian yang dikembangkan PT PLN (Persero).

Memang sejauh ini penggunaan kompor gas jauh lebih murah, namun patut juga dipertimbangkan harga di dalamnya terdapat komponen subsidi dari pemerintah. Seandainya komponen subsidi ini dilepas maka harganya hampir setara. Bahkan kompor listrik jauh lebih unggul dari segi ramah lingkungan dibandingkan dengan kompor gas.

Sebagai BUMN penyedia program kelistrikan nasional, PLN ke depan akan berupaya memperluas efektivitas penggunaan kompor listrik-induksi, tidak hanya mengalihkan penggunaan sumber-sumber energi yang selama ini disubsidi melalui anggaran pemerintah dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kepada subsidi sektor-sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan, melainkan secara terpadu, menjadikan Indonesia Biru melalui penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan.

Berbagai upaya dilakukan untuk melakukan sosialisasi penggunaan kompor listrik salah satunya dengan menggelar lomba memasak menggunakan kompor listrik seperti dilakukan di Kelurahan Bekasi Jaya, Mekarjaya, Bekasi Timur pada Selasa (2/4).

Menurut I Made Suprateka, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) menyatakan program seperti itu bertujuan tidak hanya menjelaskan efisiensi dan target peningkatan produktivitas, serta penghematan penggunaan energi saja, tetapi juga memiliki cakupan yang jauh lebih luas.

Program edukasi yang dilakukan melalui kerja sama dengan ibu-ibu penggerak PKK di sejumlah wilayah bertujuan meningkatkan produktivitas rumah tangga perorangan dan juga bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner.

Made berkeinginan untuk menyebarkan kebiasaan, sekaligus mengedukasi masyarakat rumah tangga, khususnya rumah tangga yang kerap menggunakan aktivitas masak-memasak di rumah. Sedangkan untuk di luar rumah tangga perorangan, sasarannya kepada pengusaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner.

Patut juga diingat penggunaan kompor listrik akan lebih aman, karena terhindar dari bahaya kebakaran seperti pada penggunaan kompor gas, tetapi juga penggunaan kompor listrik lebih mudah, karena energi listriknya sudah tersedia.

Aman di sini dalam makna secara lebih luas, adalah dari segi energi buang, maka menggunakan energi listrik dalam memasak, sekaligus juga berarti aman, dalam arti, praktis tidak ada gas buang (reduksi) yang akan mengakibatkan polusi.

Selain mudah, produktivitas bagi pengusaha UMKM diharapkan dapat lebih meningkat. Hal ini karena dengan suhu panas yang merata secara stabil, proses waktu (lamanya memasak) menjadi lebih singkat. Di sini menggunakan kompor listrik induksi akan lebih efisien.

Para pengguna kompor listrik induksi tinggal mencolokkan kabel listrik pada seteker di rumah. Dengan demikian para pengguna kompor listrik induksi tidak perlu menghabiskan waktu memperoleh energi tersebut, karena sudah dihantarkan oleh PLN, dengan harga yang lebih bersaing.

Dari segi mencegah potensi terjadinya kebakaran, dalam kesempatan ini disampaikan juga, bagaimana mengelola penggunaan listrik secara bijaksana, artinya bijaksana dengan instalasi yang ada di dalam rumah.

Pentingnya memeriksa instalasi

Menyinggung kasus-kasus kebakaran akibat korsleting listrik berdasarkan laporan Kepolisian bukan berasal dari instalasi PLN, tetapi instalasi rumah tangga yang dibuat secara ceroboh seperti menumpuk sakelar listrik atau menyambung kabel secara ilegal.

Made membenarkan soal kebakaran itu bukanlah disebabkan karena aktivitas memasak menggunakan kompor lisrik namun lebih disebabkan korsleting listrik sebagai akibat ulah manusia yang membuat instalasi secara sembarangan.

PLN sendiri kerap mendatangi rumah-rumah terutama di kawasan padat penduduk untuk mengingatkan agar tidak melakukan penyambungan kabel secara sembarangan. Masyarakat bisa memanfaatkan jasa kontraktor yang sudah menjadi mitra PLN agar penggunaan kabel dan instalasi sesuai standar keamanan.

Itulah, sebabnya untuk rumah-rumah baru saat memasang instalasi listrik baru, harus memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO), yang menunjukkan instalasi pemasangan listriknya dijamin oleh para konsultan SLO penerbit Lembaga Instansi Teknik (LIT) yang ditunjuk pemerintah, melakukan inspeksi kelaikan operasi atas instalasi listrik yang dipasang pada bangunan pemohon listrik.

Program penggunaan kompor listrik yang dikemas dalam "electrizen cooking competition" ini akan mengarah pada agenda bidang terkait di seluruh Indonesia. Prioritas terutama di daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata kuliner. Dengan program tujuan destinasi pariwisata di Indonesia, maka sektor pariwisata Indonesia, kini tidak lagi hanya dibangun dengan situs dan pemandangan yang indah, tetapi juga dibangun melalui kebanggaan dan ciri khas kuliner setempat.

Harapannya terjadi sinergi dari sejumlah potensi pariwisata setempat, dapat menjadi bagian terintegrasi, melalui sosialisasi penggunaan kompor listrik induksi. Jadi nantinya tidak hanya melakukan demo pada kesempatan eletrizen cooking competition saja, melainkan juga menjalin kerja sama dengan pemda setempat, untuk menjadikannya sebagai mata rantai yang bisa menghidupkan potensi pariwisata setempat.

Dikemas melalui program CSR

Dalam mewujudkan program penggunaan kompor listrik, PLN kerap menggabungkan dengan program CSR. Alasannya melalui program CSR agar memudahkan untuk menggandeng pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat.

Seperti di Banten, PLN melakukan kegiatan bersih-bersih sungai, akhirnya bisa menjadi kegiatan yang dilakukan juga oleh masyarakat setempat. Selain itu ada juga kegiatan bersih-bersih pantai, sambil melakukan kegiatan penanaman mangrove di sekitar pantai yang mengalami abrasi. Contohnya seperti sudah dilakukan di daerah Banten, Serang, dekat PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Lontar, juga dilakukan CSR berupa penanaman mangrove di sekitar pantai.

Sekarang daerah tersebut sudah menjadi obyek pariwisata. Itu sebabnya dengan program CSR diharapkan, masyarakat juga dapat ikut terlibat mengembangkan mangrove dengan ciri khas sendiri, paralel dengan telah dilakukan juga edukasi menggunakan kompor listrik induksi. Harapannya i ke depannya, program bisa berlangsung secara berkelanjutan.

Terkait penggunaan kompor listrik warga mengemukakan sebetulnya tidak asing dengan penggunaan kompor listrik induksi, karena sudah pernah menggunakannya.

Dari segi waktu penggunaan kompor listrik ternyata lebih cepat, sehingga waktunya lebih efisien.

Dalam menjaring penggunaan kompor listrik, pertemuan dengan pemuka di daerah menjadi keseharian PLN. Sebagai gambaran pertemuan rutin kegiatan PKK yang biasa disebut Rapat Koordinasi (Rakor) dengan ibu lurah dan ibu camat.

Di dalamnya disampaikan sosialisasi penggunaan kompor listrik – induksi. Mewakili suara terbanyak yang kerap ditanyakan, adalah bagaimana kalau tetiba saat memasak, terjadi listrik padam, bagaimana solusinya. Walaupun, daerah tempat tinggalnya jarang terjadi pemadaman listrik, kecuali untuk alasan pemeliharaan jaringan.

Secara umum, para peserta cooking competition menyatakan, harga jual kompor listrik induksi yang kisarannya berada di antara Rp350 ribu sd Rp400 ribu masih terjangkau harganya.

Perhatian ibu-ibu PKK ini, terutama saat awal menyalakan kompor listriknya, seperti juga halnya peralatan listrik lain sejenisnya, tarikan pertama daya listriknya bervariasi antara 1.00 Volt Ampere (VA), 200 VA sampai 2.000 VA. Perbedaan tersebut bergantung pada setiap produsen kompor listrik induksi.

Harapannya ke depan harga kompor listrik induksi ini akan semakin murah. Untuk itu, menurut Made, harus ada kontribusi dari pihak lain, supaya program ini berjalan semakin masif, sehingga akan menghasilkan daya saing produk Indonesia. Atau sebaliknya kondisi ini menjadikan kekuatan daya saing untuk mencegah masuknya produk impor.

Dengan demikian terjadi penguatan ekonomi, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, akan tetapi dirasakan sebagai efek berganda dari penghematan APBN.

Baca juga: Kompor listrik lebih aman-hemat daripada kompor minyak-gas

Baca juga: PLN Babel ajak masyarakat gunakan kompor listrik


 

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019