Pemerintah Kota Malang berupaya di tahun 2019 bisa meraih Piala Adipura, setelah pada tahun sebelumnya kota terbesar kedua di Jawa Timur itu hanya mampu meraih plakat Adipura untuk sarana dan prasarana terbaik bersama empat kota lain di Indonesia.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah bersama pemerintah pusat, dan masyarakat Kota Malang, seperti pengelolaan sampah dengan sistem daur ulang.
"Tujuan kita pada 2019, Adipura harus diraih kembali. Akan lebih baik jika bisa meraih Adipura Kencana," kata Sofyan Edi, pada saat peresmian Pusat Daur Ulang Sampah Kota Malang, di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Jawa Timur, Kamis.
Sesungguhnya, Kota Malang sejak 2013 telah mendapatkan penghargaan Adipura. Puncaknya, pada 2017, Wali Kota saat itu, Moch Anton mengarak Piala Adipura Kencana, yang merupakan penghargaan tertinggi daerah di bidang lingkungan hidup.
Pada 2018, berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor SK.649/MenLHK/PSLB3/PLB.0/12/2018, prestasi Kota Malang turun drastis, dengan hanya meraih plakat Adipura untuk sarana dan prasarana terbaik bersama Kota Jakarta Selatan, Kota Kendari, Kota Jakarta Timur, dan Kota Balikpapan.
Sofyan Edi menambahkan, dalam upaya untuk meraih Piala Adipura tersebut, Pemerintah Kota Malang tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan peran aktif dari masyarakat untuk mengelola sampah mulai dari level terendah, yakni rumah tangga.
"Tentunya, kita tidak bisa bekerja sendiri, pemerintah dan masyarakat harus bekerja secara bersama-sama, khususnya warga Kota Malang," ujar Sofyan Edi.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, jumlah penduduk Kota Malang pada 2018 tercatat sebanyak 861.414 jiwa, dan penduduk tidak tetap diperkirakan sebanyak 250.000 jiwa. Tercatat, secara keseluruhan mencapai 1,1 juta jiwa.
Dari total tersebut, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Malang mencapai 667 ton sampah per hari.
Dari total sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Malang sebanyak 667 ton per hari, telah dilakukan upaya untuk pengurangan sampah melalui skema daur ulang.
Sebagian sampah organik juga diolah menjadi kompos sehingga mampu mengurangi sampah sebanyak 43,8 ton per hari.
Sementara dari pemanfaatan bank sampah mampu mengurangi lima ton sampah per hari, keberadaan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (3R) mengurangi 2,7 ton per hari, biogester 0,5 ton per hari, sektor informal mengurangi 70,6 ton per hari, dan kerajinan daur ulang sebanyak dua ton per hari.
Tercatat, total pengurangan sampah yang berhasil dilakukan dari berbagai upaya mencapai 124,60 ton per hari. Sementara untuk sampah yang ditangani mencapai 527,3 ton per hari, dan menyisakan sampah yang tidak dikelola sebanyak 15,1 ton per harinya.
Baca juga: Kota Malang punya pusat daur ulang sampah baru
Baca juga: Sisa makanan bisa ditukar dengan rupiah di bank sampah Kemayoran
Baca juga: PLTSa Bantargebang jadi solusi pengelolaan sampah Tanah Air
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019