• Beranda
  • Berita
  • Hibah IPAL Australia di Palembang sasar 22.000 sambungan

Hibah IPAL Australia di Palembang sasar 22.000 sambungan

11 April 2019 13:30 WIB
Hibah IPAL Australia di Palembang sasar 22.000 sambungan
Petugas memeriksa kadar air limbah batik di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/tom).

Panjang pipa induk 8 kilometer dari Sei Selayur ke kawasan Merdeka, memang sasaran IPAL hibah ini baru sebagian wilayah kota,

Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) hibah dari pemerintah Australia rencananya menyasar 22.000 sambungan di Kota Palembang bagian Timur, sehingga tidak ada lagi pembuangan limbah langsung ke anak Sungai Musi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Palembang, Bastari di Palembang, Kamis, mengatakan 22.000 sambungan akan terpusat ke instalasi pusat Sei Selayur, Kecamatan Kalidoni yang saat ini sudah mulai pemasangan pipa induk.

"Panjang pipa induk 8 kilometer dari Sei Selayur ke kawasan Merdeka, memang sasaran IPAL hibah ini baru sebagian wilayah kota," ujarnya.

Menurutnya sembari pemasangan pipa induk, Pemkot Palembang menyeleksi 67 perusahaan dari 6 negara yang akan mendesain instalasi induk pengolahan limbah di Sei Selayur.

6 negara tersebut Indonesia, Jepang, Amerika Serikat, India, Australia, dan Malaysia, masing-masing akan mempresentasikan perencanaannya pada Mei 2019.

Jumlahnya masih akan bertambah karena Pemkot Palembang menutup proses pendaftaran melalui Internasional Competitif Building (ICB) pada 2 Mei 2019, sehingga ditargetkan awal Juli 2019 masuk proses tender.

"Mudah-mudahan 26 Mei 2019 sudah ada daftar kontraktor yang akan mengerjakan, selanjutnya kami bisa meminta persetujuan dari pihak Australia mengenai desain yang ditawarkan," tambahnya.

IPAL tersambung ke rumah warga dan industri di 6 kecamatan yakni Bukit Kecil, Ilir Barat I, Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Timur III, dan Kalidoni.

Ditargetkan awal 2021 instalasi induk limbah Sei Selayur seluas 5,7 hektar beserta sambunganya selesai dibangun dan menjadi jaringan IPAL terbesar di Indonesia.

Air limbah rencananya diolah menggunakan teknologi dari Australia menjadi air baku, selanjutnya air baku di kelola PDAM Tirta Musi lalu dialirkan ke rumah-rumah warga.

Sementara Director Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) Steven Chaytor mengatakan proyek IPAL Kota Palembang terlaksana sesuai progres yang diinginkan.

"Kami terus mengevaluasi pelaksanaan proyek IPAL ini, tidak lupa kami ingatkan perlunya persiapan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengoperasiannya nanti, hasil evaluasi akan dilaporkan ke kedutaan Australia sebelum peninjauan langsung dalam waktu dekat," ujarnya.

Hibah IPAL Pemerintah Australia ke Pemkot Palembang senilai Rp425 Miliar diharapkan mengurangi pencemaran limbah ke Sungai Musi sekaligus menjadi tambahan produksi air bersih bagi masyarakat Palembang.

Baca juga: Yogyakarta tambah IPAL komunal di Sungai Manunggal

Baca juga: Kulon Progo ingin seluruh puskesmas punya instalasi pengolah limbah

 

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019