"Outlander PHEV merupakan kendaraan dengan teknologi unggulan dari MMC, dan keberhasilan itu menunjukkan skala permintaan konsumen terhadap kendaraan listrik, ketika industri otomotif mengalami perubahan teknologi yang mendalam," kata Mitsubishi dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
Sejak meluncur pertama kali di Jepang, Outlander PHEV dipasarkan ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Model itu juga menjadi kendaraan plug-in hybrid terlaris di dunia pada akhir Desember 2018.
Baca juga: Beda penggunaan mobil listrik Mitsubishi dan Toyota dalam studi Kemenperin
Outlander PHEV juga diklaim menjadi kendaraan plug-in hybrid terlaris di Eropa selama empat tahun terakhir (2015-2018), berdasarkan riset JATO Dynamics Limited.
Kendaraan segmen sport utility vehicle (SUV) itu memiliki arsitektur desain unik, terdiri dari motor listrik depan, motor listrik belakang dan tidak ada gearbox. Arsitektur desain itu menawarkan efisiensi energi kepada pelanggan yang dipadukan pengalaman berkendara yang halus.
Outlander PHEV terbaru memberikan tingkat emisi CO2 lebih rendah, bahkan mampu menempuh jarak 100 kilometer hanya dengan 1,8 liter bahan bakar.
Kendaraan itu menggunakan mesin bensin 2.4 liter dengan sejumlah peningkatan performa, antara lain kapasitas baterai (15 persen), output baterai (10 persen), dan output motor belakang (17 persen), serta peningkatan dinamika berkendara dengan hadirnya mode sport dan mode salju.
Baca juga: Update software ECU, Mitsubishi "recall" Delica dan Outlander Sport
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019