"Para suporter mengira di stadion membuka penjualan tiket. Padahal, kami telah sampaikan sudah tidak ada penjualan tiket di tempat pertandingan," kata Panita Pelaksana Pertandingan Arema FC, Abdul Haris dikonfirmasi wartawan, Jumat.
Ia meminta agar suporter tidak termakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tetap menjaga kondisi untuk tetap kondusif di saat pertandingan atau usai laga berlangsung.
Berdasarkan informasi yang beredar di lapangan, beberapa oknum suporter itu sengaja datang pada pagi hari setelah mendengar masih tersedianya tiket untuk pertandingan final leg kedua final Piala Presiden 2019.
Namun, setelah mendapati poster atau papan pengumuman bahwa tiket tidak tersedia di stadion, beberapa suporter langsung bertindak merusak kaca loket hingga pecah.
Akibat tindakan itu, kaca yang melindungi ruangan loket pecah dan berserakan, sehingga petugas terpaksa membersihkan agar tidak membahayakan suporter lainnya.
Baca juga: Tiket laga Final Arema VS Persebaya ludes terjual tanpa VVIP
Beberapa petugas juga membersihkan sisa pecahan kaca yang menempel di jendela dan berserakan di lantai, serta memasang tali pengaman agar penonton lain tidak masuk ke wilayah loket karena adanya pecahan-pecahan kaca tersebut.
Sebelumnya, Haris mengatakan perhelatan babak final leg kedua Piala Presiden 2019 antara Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya sudah ludes terjual sejak awal pekan lalu tanpa tiket VVIP yang kuotanya sekitar 500 kursi, karena sudah dipesan untuk tamu undangan dan Paspampres.
Panpel Arema mencetak 42 ribu lembar tiket dengan harga Rp35 ribu untuk tiket ekonomi dan Rp100 ribu untuk VIP.
Laga sesama tim Jatim tersebut akan digelar pukul 20.00 WIB atau mundur sekitar 30 menit dari jadwal semula.
Baca juga: Meski batal nonton, Jokowi sebut final Piala Presiden sangat penting
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019