"Saya menilai menyanyi adalah satu-satunya medium yang membuat saya happy. Saya dari kecil punya depresi berat, beruntungnya saya senang menyanyi. Jadi musik menjadi medium untuk saya senang," kata pelantun "Maafkan" itu dalam jumpa pers konser "Atiek CB 40 Tahun Meretas Jejak" di Jakarta, Jumat.
Mantan istri Ronny Sianturi itu menjelaskan bahwa gangguan kesehatan mental merupakan turunan dari keluarga besarnya karena sang nenek merupakan penderita schizophrenia. Gangguan itu ternyata juga menurun pada kedua anak Atiek yang menderita bipolar dan boderline personality disorder.
"Sekarang kan lagi gencar ya soal mental illness. Dulu saya enggak tahu, tahunya pas udah di Amerika, mungkin kalau saya di treatment dari kecil, mungkin saya sukses sekolah, bisa lulus sekolah," ujar Atiek.
Baca juga: Atiek CB bikin konser "Meretas Jejak" 40 tahun berkarya
"Saya ternyata punya itu dari lama. Saya punya mood yang very crazy up and down-nya. Makanya saya lebih senang menyendiri, makanya saya enggak punya teman. Kadang happy, kadang sedih tapi banyakan sedihnya. Tapi setelah saya senang nyanyi, nyanyi jadi medium saya kalau lagi sedih. Itu membantu saya dalam kegelapan," lanjut pelantun "Resah" ini.
Karena sifatnya yang tertutup, perempuan yang identik dengan kacamata hitam itu mengatakan tidak suka menggunakan sosial media. Sebab dia tidak ingin hal yang bersifat personal diketahui orang lain.
"Saya senang apa adanya, enggak mau show personal life, saya tidak suka membagikan kisah hidup pribadi saya," jelas penyanyi yang aktif di era 1980-an itu.
Pelantun "Resah" itu juga menambahkan, "Mental disorder, sekarang ini di sosial media world semakin banyak yang kena, makanya banyak yang kecenderungan bunuh diri."
Baca juga: Rocker Atiek CB ternyata pemalu
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019