"Komediannya cerdas. Komedian itu orang-orang yang cerdas. Komedian selalu mengambil posisi di seberang. Kalau orang menyimpulkan A, komedian mencoba menggali untuk menyimpulkan B untuk ditertawakan," ujar dia kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Ence tak merasa aneh mengetahui Zelensky terpilih sebagai presiden baru Ukraina kendati latar belakangnya seorang komedian. Apalagi, sebelumnya Zalensky membintangi serial televisi satir dan berperan presiden Ukraina.
"Awalnya dia dari main presiden-presidenan akhirnya dianggap menyerap aspirasi banyak orang. Justru itu strategi dia mungkin, kita enggak tahu. Apalagi dia backgroundnya pakar hukum," kata dia.
Dia merasa aneh pada sebagian orang yang berpendapat komedian tak perlu bicara politik. Menurut pria berkacamata itu politik suatu topik yang suli namun bukan berarti bisa dipelajari orang dari kalangan manapun, termasuk komedian.
Ence menilai komedian tak melulu identik dengan lawakan berbau rundungan secara fisik atau verbal, cacian dan sisi negatif lainnya.
Baca juga: Pelawak jadi presiden, ini kata Evan Sanders
Mereka bisa melontarkan bahan-bahan lawakan berbasis data yang akurat untuk menjadi bahan tertawaan.
"Bagaimana bisa menggali suatu sisi kalo enggak menggali semuanya? Kan komedi yang sifatnya slaps. Tetapi ada komedi hasil mengolah data dengan baik. Bahkan banyak hal-hal lucu kok yang terjadi di politik dan bisa ditertawakan," tutur dia.
Bila suatu saat Indonesia dipimpin oleh kepala negara yang berlatar belakang seorang komedian, apakah Ence keberatan?
"It's ok asal dia mampu, menurut aku enggak masalah. Ya itu asal komedian hanya hobi, profesi bukan berarti latar belakang pendidikanya. Komedian itu memang harusnya cerdas," kata Ence.
Baca juga: Ukraina masuki ketidak-tentuan setelah pelawak menang pemilu
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019