Renang telat siapkan diri hadapi SEA Games

26 April 2019 22:07 WIB
Renang telat siapkan diri hadapi SEA Games
Pelatih renang David Armandoni (paling kanan) (Antara/Imam Santoso)

Ini seperti ketika kalian start balapan Formula 1 tapi terlambat satu tikungan

Pelatih tim renang nasional Indonesia David Armandoni di Jakarta, Jumat, mengungkapkan Indonesia terlambat memulai Pelatnas renang karena tinggal enam bulan sebelum SEA Games 2019 digelar di Filipina.

Tidak hanya terlambat, bahkan Pelatnas renang belum dimulai sampai akhir April ini karena menghadapi kendala anggaran dari Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia.

"Kita terlambat. Terlambat enam bulan. Jika kita bicara soal SEA Games pada November kita akan harus bekerja sangat keras, berlatih sangat keras, tapi tetap saja kita terlambat," kata Armandoni di sela kejuaraan nasional Festival Akuatik Indonesia 2019.

Menurut pelatih asal Perancis itu, Indonesia seharusnya memulai Pelatnas enam bulan lalu, sekitar November tahun lalu.

"Ini seperti ketika kalian start balapan Formula 1 tapi terlambat satu tikungan," kata Armandoni.

baca juga: FAI 2019 diakui FINA sebagai ajang kualifikasi Olimpiade 2020

Sebelumnya Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin Rahardjo mengungkapkan bahwa pemerintah hanya sanggup memberikan dana bantuan Pelatnas sekitar Rp9 miliar dari Rp50 miliar yang diajukan untuk empat cabang akuatik di bawah naungan PB PRSI.

Dengan kondisi demikian, federasi harus memutar otak untuk menyusun program kembali dengan dana yang ada.

"Kami belum tahu akan ke mana. Apa target selanjutnya, kompetisi selanjutnya dan apakah kami akan melakukan training camp atau tidak, juga banyaknya atlet renang di tim," kata Armandoni.

"Ini adalah tahun yang sulit, sangat sulit untuk menyiapkan segalanya."

Dengan belum mulainya Pelatnas, atlet-atlet renang nasional kini hanya berlatih di klub masing-masing sampai ada panggilan masuk Pelatnas, ungkap Armandoni.

baca juga: Adinda Larasati tidak dibebani target medali di SEA Games 2019


 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019