"Insya Allah akhir tahun ini selesai, tinggal 14 persen," kata Presiden Jokowi usai meninjau Kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa.
Kepala Negara menyebutkan pembangunan jalan tol itu sempat terkendala pembebasan lahan sehingga penyelesaiannya mundur.
"Kemarin kalau tidak ada masalah pembebasan lahan sebenarnya sudah bisa diselesaikan, biasa ada masalah di lapangan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ia menyebutkan sebagian jalan tol itu sebenarnya bisa digunakan untuj mudik Lebaran 2019.
"Sebagian sudah bisa, kalaupun tidak bisa, bisa untuk mudik lebaran tahun depan," katanya.
Presiden menilai adanya Tol Samarinda-Balikpapan menjadi sarana infrastruktur pendukung yang dipertimbangkan sebagai lokasi pemindahan ibukota negara.
Namun menurut dia, perlu kajian mendalam sebelum memutuskan lokasi baru Ibukota Negara RI.
Jalan Tol Balikpapan -Samarinda merupakan jalan tol yang akan menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Pada tanggal 12 Januari 2011, proyek pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,02 km dimulai. Proyek tersebut diresmikan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.
Peresmian ditandai pemancangan batu pertama di kawasan Manggar, Balikpapan. Proyek Jalan Tol ini dibagi dalam beberapa tahap. Tahap I dilaksanakan dengan dana APBD Provinsi Kalimantan Timur dengan sistem Tahun Jamak (Multy Years Contract) tahun anggaran 2011-2013.
Sedangkan Tahap II untuk Seksi 01 (STA 0+500-2+100 dan 2+700-22+000) dilaksanakan dengan dana APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2015-2018 yang terbagi dalam 5 segmen dan dana APBN pemerintah Pusat tahun anggaran 2015-2017 untuk Jembatan pada STA 2+100 - 2+700.
Baca juga: Tol Balikpapan-Samarinda ditargetkan beroperasi fungsional Mei 2019
Baca juga: Jasa Marga raih pembiayaan sindikasi pembangunan tol Balikpapan-Samarinda
Pewarta: Agus Salim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019