Petani Lebak percepat penanaman padi

8 Mei 2019 14:41 WIB
Petani Lebak percepat penanaman padi
Petani melaksanakan percepatan tanam padi sawah di Blok Sentral, Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak. (Istimewa)

Kami berharap tanam padi Mei 2019 ini bisa dipanen Agustus mendatang

Petani di Kabupaten Lebak, Banten, mempercepat penanaman padi sawah guna mendukung program swasembada pangan di daerah itu.

"Kami berharap tanam padi Mei 2019 ini bisa dipanen Agustus mendatang," kata Samian (55), seorang petani di Blok Sentral, Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu.

Gerakan percepatan tanam di lahan seluas 120 hektare itu, karena curah hujan masih tinggi.

Peluang hujan berpotensi terjadi siang dan sore hari dengan frekuensi ringan dan sedang.

Selain itu, persediaan pasokan air dari irigasi Cijoro Bendungan juga melimpah. Dengan demikian, petani bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam padi sawah.

"Kami berharap gerakan percepatan tanam bisa menghasilkan pangan tanpa serangan hama dan penyakit tanaman," ujarnya.

Begitu juga Mulyadi (50) seorang petani di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya bersama banyak petani lainnya melaksanakan percepatan tanam.

Sebab, curah hujan di daerah ini cenderung meningkat sehingga bisa memenuhi kebutuhan air.

"Kami optimistis gerakan percepatan tanam ini dapat meningkatkan produksi pangan," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Dede Supriatna mengapresiasi sejumlah petani telah melaksanakan percepatan tanam untuk mendongkrak swasembada pangan dan juga peningkatan pendapatan ekonomi.

Pihaknya mendorong petani melakukan gerakan percepatan tanam, terlebih curah hujan sejak sepekan terakhir meningkat.

"Kami mengajak seluruh petani dapat melaksanakan percepatan tanam," katanya.

Ia menyebutkan, sebagian besar areal persawahan di Kabupaten Lebak masuk kategori sawah tadah hujan karena tidak memiliki jaringan irigasi produktif.

Petani melaksanakan percepatan tanam jika memasuki musim penghujan dan bila kemarau areal persawahan dibiarkan begitu saja tanpa ditanami.

Ia berharap pada 2019 alokasi pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi lebih diperbanyak.

Sebab, banyak jaringan irigasi tidak berfungsi maksimal akibat kerusakan dilanda bencana alam maupun usia tua.

"Kami yakin jika jaringan irigasi berfungsi dipastikan bisa tanam setahun tiga kali musim tanam," katanya.

Baca juga: KKP-Kementan kembangkan teknologi panen padi dan udang windu bersamaan
Baca juga: Meski turun, harga gabah dinilai masih untungkan petani

Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019