Wali Kota Palu Hidayat saat berkunjung ke Jepang pekan lalu juga telah menyepakati pembangunan tanggul laut yang direncanakan sepanjang 7,2 kilometer di sepanjang bibir pantai Teluk Palu.
"Kira-kira seperti itu kesepakatan-kesepakatan waktu saya ke Jepang. Tetapi sekali lagi kita harus sosialisasikan lagi rencana pembangunan tanggul laut ini kepada masyarakat," katanya di Palu, Rabu.
Tanggul laut yang direncanakan akan dibangun itu memiliki ketinggian tujuh meter dan di atas tanggul akan dibuat jalan bagi pejalan kaki maupun kendaraan bermotor.
"Kenapa dipilih tujuh meter karena waktu tsunami warga yang berada di Jembatan IV Palu itu selamat semua sehingga itu pertimbangan JICA membangun tanggul laut setinggi itu," ucapnya.
Hidayat memastikan tanggul laut yang dibangun nantinya akan disertai dengan pembangunan pepohonan baik di depan dan di belakang tanggul.
Di belakang tanggul sambungnya, akan dibangun tanaman-tanaman bertekstur keras yang sanggup menahan hantaman ombak sehingga tidak sampai ke pemukiman penduduk.
"Saya kira tidak masalah ditanam pohon mangrove di depan tanggul tapi mangrove saja tidak cukup menahan energi tsunami yang begitu kuat," katanya.
Dia berharap rencana itu mendapat dukungan masyarakat sebab tanggul laut dibangun semata-mata untuk keselamatan masyarakat dan generasi di kemudian hari.
"Mari kita bekerja sama saling bahu membahu mendukung rencana ini dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah maupun pusat," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan rencana pembangunan tanggul laut penahan ombak di sepanjang pesisir Teluk Palu belum final.
“Pembangunan tanggul laut masih kita kaji kembali. Ini belum final,” katanya dalam rapat koordinasi penanganan pascabencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala dengan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan sejumlah pihak di ruang kerja gubernur , Jumat (19/4).
Adalah Japan International Cooperative Agency (JICA) yang mengusulkan pembangunan tanggul laut tersebut.
Tujuannya agar mampu menahan terjangan gelombang tsunami sehingga dapat menekan jumlah korban jiwa terutama yang bermukim di sekitar Teluk Palu.
Usulan pembangunan tanggul laut itu berdasarkan pengalaman pemerintah Jepang saat wilayah tersebut dihantam gempa dan tsunami 2011 lalu yang menelan banyak korban jiwa.
Namun dalam pertemuan itu Doni menilai infrastruktur buatan seperti itu belum efektif menekan jumlah korban jiwa.
Baca juga: BMKG sebut hanya Indonesia yang deteksi tsunami Palu
Baca juga: Zona merah bencana diminta tidak dijadikan daerah pemukiman
Baca juga: JICA Tokyo siap bantu pemulihan ekonomi pengungsi bencana di Palu
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019