Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna dan Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang pembangunan pusat pembibitan (Breeding Center) lebah tanpa sengat dan pengembangan teknologi produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Penandatangan kerjasama ini bersamaan dengan Kick Off Pengembangan Multiusaha HHBK dan Jasa Lingkungan berbasis Masyarakat menuju Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Hal tersebut merupakan optimalisasi dalam pemanfaatan kawasan hutan serta memberikan alternatif kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar hutan dan mendorong komersialisasi produk turunan hasil perlebahan dan HHBK.
Denaldy menyampaikan bahwa di era revolusi industry 4.0 ini Perhutani sendiri mengusung tema ‘Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity’ sebagai upaya mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal dengan berbasis teknologi informasi, di mana pengembangan HHBK dan Jasa Lingkungan menjadi salah satu fokus dalam meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat dengan didasari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Denaldy juga menyampaikan bahwa kerjasama ini baru dilaksanakan khususnya pada wilayah kerja Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten dan ke depannya dapat diimplementasikan di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani.
Sementara itu, Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani menjelaskan bahwa perusahaannya bergerak di bidang industry pengolahan herbal (Herb Infusion), produk obat tradisional, perdagangan besar obat tradisional, farmasi, kosmetik, industri makanan dengan fokus pada komoditas hasil perlebahan dan HHBK.
Mahani juga menyampaikan terimakasih kepada Perhutani atas telah terlaksananya Nota Kesepahaman ini sehingga diharapankan proses selanjutnya dapat dihasilkan bibit unggul lebah tanpa sengat berupa bahan baku diantaranya madu, propolism dan bee pollen untuk dijadikan produk akhir atau produk turunan yang bernilai ekonomi lebih tinggi dan memasarkannya hingga dapat dinikmati konsumen.
Baca juga: Perhutani tanam seribu mangrove pesisir Kota Probolinggo
Baca juga: Perhutani Saradan genjot pendapatan bukan kayu
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019