Live Transcribe mirip dengan fitur speech-to-text, dari suara ke teks, namun, dilengkapi dengan kemampuan audio yang dapat mereduksi kebisingan (noise) di lingkungan sekitar.
Live Transcribe akan memunculkan teks sesuai dengan apa yang dikatakan pembicara, dalam waktu yang aktual atau bersamaan dengan saat berbicara.
Tampilan aplikasi Live Transcribe sangat sederhana, hanya berupa layar besar untuk menampilkan teks dan titik berwarna biru untuk menunjukkan proporsi audio suara yang berbicara dengan tingkat kebisingan di sekitar.
Volume suara akan ditunjukkan melalui lingkaran berwarna biru muda, sementara suara bising berwarna biru tua. Live Transcribe juga menyediakan kolom untuk mengetik.
Aplikasi terpisah Live Transcribe saat ini masih dalam versi beta, cara kerjanya, setelah memasang aplikasi tersebut di ponsel, pengguna cukup berbicara seperti biasa dan ponsel akan memuat transkripsi apa yang dibicarakan.
Manajer Produk Riset Kecerdasan Buatan Google, Sagar Savla, menjelaskan untuk menggunakan aplikasi ini, pengguna harus tersambung ke internet karena Live Transcribe membutuhkan koneksi ke pusat data Google untuk mengenali suara ke teks.
"Kami tidak merekam pembicaraan satu pun," kata Sagar, dalam sambungan video kepada media di Jakarta, Selasa.
Sagar memastikan apa yang dikatakan pengguna tidak akan terekam baik di ponsel maupun di server Google.
Google Live Transcribe versi beta saat ini hanya tersedia untuk Android, mereka belum merencanakan aplikasi ini ada di perangkat berbasis iOS.
Live Trancsribe tersedia dalam 70 bahasa, diantaranya bahasa Inggris, Indonesia, Sunda dan Jawa, dan dapat dipasang di sistem operasi minimum Android Lolipop hingga versi terbaru Pie.
Baca juga: Snapchat siapkan lensa pengenal suara
Baca juga: 10 aplikasi untuk temani ngabuburit Ramadhan
Baca juga: Tiga hal yang diperhatikan konsumen sebelum beli ponsel baru
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019